Tidak bisa dipungkiri setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya meraih nilai atau prestasi yang tinggi. Harapan yang tinggi ini seringkali bermanifestasi menjadi tekanan yang dapat mengakibatkan munculnya stres dan kecemasan pada anak. Oleh karena itu, orang tua perlu mengubah mindset bahwa nilai bukanlah segalanya. Ada hal yang jauh lebih penting dibandingkan dengan sekadar nilai, yakni kenyamanan belajar dan tumbuh kembang anak secara optimal. Perubahan mindset ini hendaknya terjadi pula pada guru. Mengingat keberhasilan belajar peserta didik tidak hanya diukur dari angka yang tertulis pada raport saja, melainkan ada keterampilan dan kemampuan lain yang bisa menjadi indikator kesuksesan seorang peserta didik. Peserta didik sangat membutuhkan dukungan dari orang tua dan guru. Karena dukungan itulah yang mampu membuat peserta didik menjadi lebih tenang, rileks, dan semangat dalam belajar.
Mengelola waktu dengan baik
Peserta didik yang mampu mengelola waktu yang baik dapat membagi waktu kapan harus belajar, menyelesaikan tugas, bermain, dan istirahat. Peserta didik yang konsisten belajar setiap hari akan memiliki beban yang lebih ringan jika dibandingkan dengan peserta didik yang belajar karena mau mengikuti asesmen sumatif saja. Tagihan tugas peserta didik yang rajin tentu akan berbeda dengan tagihan tugas peserta didik yang kurang rajin. Inilah pentingnya mengajarkan manajemen waktu kepada peserta didik.
Memberikan dukungan emosional
Dukungan emosional kepada peserta didik dapat dilakukan oleh orang tua dan guru dengan cara berdiskusi tentang kekhawatiran dan tekanan yang mereka rasakan. Orang tua dan guru bisa membantu peserta didik mengurangi rasa khawatir dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Menerapkan teknik relaksasi
Guru maupun orang tua dapat mengajarkan teknik relaksasi kepada peserta didik, seperti meditasi, olah raga, yoga, dan latihan pernafasan. Relaksasi dapat membantu peserta didik mengelola stres dan mengurangi tekanan.
Menggunakan metode penilaian yang beragam
Untuk mengukur kemampuan peserta didik, guru dapat menggunakan berbagai metode penilaian atau asesmen, seperti asesmen berbasis portofolio, proyek, maupun presentasi. Selama ini asesmen sumatif sering dilakukan dengan cara tes, yakni peserta didik diminta untuk mengerjakan sejumlah soal dalam kurun waktu tertentu. Bagi sebagian peserta didik metode penilaian seperti ini dapat memberikan tekanan tersendiri, sehingga berdampak pada kesehatan mentalnya. Dengan memanfaatkan metode penilaian yang beragam, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan peserta didik tanpa menambah tekanan berlebihan.
Nilai akademis memang penting, namun kesehatan mental peserta didik juga harus diprioritaskan. Dengan pendekatan yang holistik dan dukungan yang tepat, orang tua dan guru dapat membantu peserta didik meraih prestasi akademis tanpa mengorbankan kesejahteraan mental mereka. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan menyenangkan bagi peserta didik.
Sumber referensi: