Sejarah aktivitas Syiah di Indonesia dimulai pada abad ke-16, ketika Islam pertama kali masuk ke nusantara. Saat ini pengaruh  Syiah masih sangat terbatas. Namun perkembangan yang lebih penting terjadi pada masa penjajahan Belanda, dan pemahaman  Islam di Indonesia mengalami perubahan yang kompleks. Pada abad ke-19, sejumlah ulama dan cendekiawan Islam Indonesia mulai mengkaji ajaran Syiah, khususnya melalui tulisan-tulisan ulama Syiah Iran.  Pada abad ke-20, perkembangan aktivitas Syi'ah di Indonesia semakin menonjol, terutama dengan munculnya organisasi Syi'ah di beberapa daerah dan berdirinya jemaah Takmil. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Syiah antara lain adalah  hubungan antara ulama Indonesia dan ulama Syiah Iran, serta globalisasi yang memfasilitasi akses terhadap informasi dan literatur Syiah. Meski demikian, mayoritas umat Islam di Indonesia masih menganut mayoritas Sunni, dan hubungan antara  Sunni dan Syiah tetap konstan sepanjang sejarah Indonesia, meski belum mencapai tingkat eskalasi yang signifikan.Konflik terus terjadi. Sejauh ini aktivitas Syiah di Indonesia terus berkembang dan jumlah penganutnya pun semakin meningkat. Namun perlu diingat bahwa mayoritas penduduk Indonesia tetap menganut ajaran Sunni, dan pemerintah Indonesia berupaya menjaga kerukunan antar kelompok agama yang berbeda. Meskipun ada perbedaan pandangan teologis, upaya dialog antaragama terus membangun perdamaian dan toleransi dalam masyarakat Indonesia yang beragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H