Murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) diduga menjadi korban kekerasan salah satu gurunya. Kasus ini memiliki dampak yang serius pada psikologis dan fisik anak. Dimana bahu sang anak mengalami cedera dan psikologis anak yang masih trauma mendengar lagu-lagu yang ada di TK.
Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk tindakan menyakitkan yang dapat berupa kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran. Kekerasan fisik pada anak usia dini meliputi tindakan seperti memukul, mencubit, menendang, dan menyakiti secara fisik, yang dapat menyebabkan luka, cedera, bahkan kematian. Dampak dari kekerasan pada anak usia dini termasuk gangguan emosi, perkembangan otak terganggu, dan risiko kesehatan yang lebih tinggi di masa depan. Orang tua, pendidik, dan pemerintah memiliki peran penting dalam mencegah kekerasan pada anak usia dini dan memberikan perlindungan serta pendidikan yang sesuai untuk anak-anak.
Dari kasus diatas, dapat dikaitkan dengan teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Teori perkembangan psikososial adalah konsep yang mencakup tahapan-tahapan pembentukan identitas dan hubungan sosial seseorang sepanjang hidupnya. Erikson mengidentifikasi delapan tahapan perkembangan, di mana setiap tahapan melibatkan konflik psikososial yang harus diatasi untuk mencapai pertumbuhan dan keseimbangan psikologis.
Menurut teori ini, anak usia prasekolah berada dalam tahap “Inisiatif vs. Rasa Bersalah”, di mana mereka mulai mengembangkan inisiatif dan merasa bersalah jika inisiatif tersebut dihambat. Upaya orang tua dalam menangani kasus kekerasan terhadap anak usia dini seperti kasus diatas, dapat melibatkan tahap pengembangan "Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan". Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menyikapi kasus kekerasan seperti diatas :
1. Memberikan KepercayaanOrang tua perlu memberikan dukungan emosional dan fisik yang konsisten kepada anak untuk membangun kepercayaan dalam hubungan interpersonal.
2. Menyediakan KeamananPenting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, baik di rumah maupun di sekolah, sehingga anak merasa terlindungi.
3. Mendengarkan dan Menerima Pengalaman AnakOrang tua perlu mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian, mengakui perasaan mereka, dan membantu mereka mengatasi ketidakamanan yang mungkin muncul.
4. Membangun Kembali Rasa KontrolMelibatkan anak dalam keputusan kecil dan memberikan mereka rasa kontrol atas lingkungan mereka dapat membantu memperbaiki rasa kepercayaan diri.
5. Bantuan ProfesionalJika diperlukan, mengonsultasikan kasus ke ahli psikologi anak atau konselor dapat memberikan dukungan tambahan.Penting bagi orang tua untuk segera menanggapi kekerasan yang terjadi pada anak. Respon yang cepat dan mendukung dapat membantu anak merasa didengar, aman, dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Selain itu, melibatkan pihak berwenang dan menyediakan dukungan emosional dapat membantu anak melewati trauma dan mengembangkan kepercayaan dalam hubungan sosialnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H