Mohon tunggu...
Abidah Ardelia Khairun Nisa
Abidah Ardelia Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Abidah Ardelia Khairun Nisa' mahasiswa S1 Kimia Universitas Sebelas Maret tertarik pada bidang kimia analis. Selain itu, memiliki minat pada isu kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kesehatan Mental, Sudahkah Menjadi Prioritas Bersama?

18 Oktober 2023   17:06 Diperbarui: 24 Oktober 2023   01:10 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi diolah melalui canva.com

Akhir-akhir ini, banyak kasus mahasiswa yang memilih mengakhiri hidupnya karena permasalahan hidup yang menimpanya. Kesehatan mental yang kian mengalami degradasi menjadi faktor utama penyebab banyaknya kasuh bunuh diri. 

Depresi berat karena tekanan hidup ditambah tidak ada rumah untuk bercerita menjadikan mereka putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidup. Hal ini menjadi bukti pentingnya menjaga kesehatan mental demi kelangsungan hidup yang terus berjalan.

Bukan rahasia umum lagi bahwa kesehatan mental seseorang masih disepelekan. Masih banyak dijumpai stigma masyarakat terhadap penderita gangguan mental. 

Anggapan negatif dari lingkungan ketika berkonsultasi dengan psikiater menjadikan seseorang enggan untuk mengobati dirinya. Tak jarang, masyarakat mengucilkan orang dengan gangguan mental. 

Mereka yang terlihat tertawa lepas, mereka yang mengunggah cerita bahagia di media sosial, bahkan mereka yang menguatkan kita belum tentu kesehatan mentalnya benar-benar baik. Orang-orang terdekat yang dirasa dapat menjadi teman cerita terkadang menutup telinga bahkan membuat kondisi mental kita semakin menurun.

Kita hidup tidak hanya bergantung pada kesehatan jasmani, tetapi kesehatan mental juga perlu diperhatikan untuk meraih kebahagaiaan yang abadi. 

Kesehatan mental setiap orang merupakan tanggung jawab dirinya sendiri. Akan tetapi, kita sebagai makhluk sosial tidak boleh lepas tangan dengan kondisi mental orang lain. 

Mereka yang mengulurkan tangannya untuk membantu kita berdiri juga butuh digenggam untuk berdiri lebih tegak. Sudah sepantasnya kita saling merangkul untuk mewujudkan keharmonian di muka bumi.

Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat menerima dan menghargai dirinya sendiri, mampu menghadapi situasi, mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, merasa puas dengan pencapaiannya, serta realistis dalam menilai diri sendiri. 

Seseorang dinilai memiliki jiwa yag sehat jika memiliki hubungan yang baik dengan sesamanya. Menjalankan peran sebagai makhluk sosial dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab.

Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam mengatur emosinya. Semakin baik seseorang mengatur perasaannya, semakin terjamin kesehatan mental dalam dirinya. 

Misalnya, seseorang yang sabar dan tidak mudah tersinggung memiliki hidup yang lebih tenang dan bahagia dari pada seseorang yang mudah marah dan cepat tersinggung. 

Selain itu, perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan mental yang dimilikinya. Misalnya, kebiasan bersikap malas dapat menjadikan seseorang stress karena pekerjaan yang semakin terbengkalai dan tidak selesai. 

koleksi pribadi diolah melalui canva.com
koleksi pribadi diolah melalui canva.com

Kesehatan jasmani juga berdampak pada kesehatan mental seseorang. Mens sana in corpore sano, istilah dari bahasa latin yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, sangat cocok untuk menggambarkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh untuk meningkatkan kesehatan mental.

Keadaan lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental. Lingkungan yang berkembang baik juga dapat mewujudkan kesehatan mental yang baik. 

Sebaliknya, lingkungan yang toxic dapat menjadi penyebab terganggunya kesehatan mental seseorang. Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dimiliki setiap individu. 

Peran keluarga sangat fundamental dalam mewujudkan kesehatan mental seseorang. Keluarga seharusnya dapat menjadi rumah untuk melepaskan beban dan menjadi garda terdepan untuk keberlangsungan hidup seseorang.

Mengidentifikasi gangguan mental memang sulit. Oleh karena itu, kita harus lebih peka terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Mengenali kebiasaan diri sendiri dapat membantu kita dalam mengidentifikasi kesehatan mental yang kita rasakan. 

Ketakutan yang berlebihan, perubahan nafsu makan, kurang fokus, dan mulai menutup diri dapat menjadi tanda awal seseorang mengalami gangguan mental. 

Gangguan kesehatan mental pada orang lain juga dapat dikenali ketika seseorang semakin lama semakin menunjukkan perubahan sikap. Misalnya, seseorang yang awalnya ceria, tetapi tiba-tiba menutup diri dan sedih berkepanjangan, dapat menandakan kesehatan mental yang terganggu. 

Walaupun demikian, kita sebaiknya berkonsultasi kepada orang yang lebih profesional, seperti psikolog untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Seseorang bertanggung jawab terhadap kesehatan mentalnya sendiri. Mulailah dengan menerima dan bersyukur atas semua hal yang Tuhan berikan. Mencintai diri sendiri dan berikan penghargaan atas pencapaian yang kita raih. 

Kita harus meyakini bahwa hidup yang kita jalani sangat bermakna dan berharga untuk diri kita sendiri bahkan orang lain. Kegiatan-kegitan yang positif dapat membentuk kita menjadi pribadi yang positif pula. 

Selain itu, kegiatan positif juga membantu kita untuk memaknai hidup jauh lebih baik. Jangan ragu untuk membuka diri dan bercerita kepada orang yang dipercaya. 

Saya yakin dengan kita berani untuk berbagi cerita, beban yang kita rasakan akan lebih berkurang, perasaan kita jauh lebih lega, bahkan pencerahan dan solusi akan kita dapatkan untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami. 

Selalu ingat bahwa setiap ujian yang Tuhan berikan pasti ada solusi untuk memecahkannya. Tuhan memiliki banyak jalan untuk mendengar keluhan kita dan membantu menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Setiap langkah yang kita lalui, Tuhan selalu mengiringi kita. 

Setiap orang pasti membutuhkan support system untuk sekadar menemani atau berbagi emosi. Kita sebagai makhluk sosial juga berkontribusi terhadap kesehatan mental orang lain. Bukankah kita seharusnya merangkul mereka? Tidak berat bukan untuk sekadar menjadi garis terdepan dalam membantu mewujudkan kesehatan mental orang lain? 

Seperti lirik lagu Garis Terdepan karya Fiersa Besari, kita mempunyai telinga yang akan lebih bermanfaat untuk mendengarkan cerita dari teman-teman kita, kita mempunyai bahu sebagai tempat bersandar untuk melepas semua penat yang dirasakan, kita juga mempunyai raga untuk menjadi tempat berlindung dari kerasnya roda kehidupan. Sudah saatnya kita lebih peka terhadap lingkungan sekitar, saling menguatkan antarsesama, dan memprioritaskan kesehatan mental bersama.

Oleh karena itu, kesehatan mental sangat penting untuk diperhatikan. Kehidupan yang baik tercipta karena sinergi yang baik antara kesehatan mental dan kesehatan jasmani. 

Tidak ada yang lebih berharga dari nyawa manusia. Kita tidak pantas untuk terluka. Rehat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan dan dengarkan lagu yang kita suka. Mari saling memeluk dan menebar semangat untuk semua insan di dunia.                                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun