Berangkat dari hal tersebut mendeklarasikan diri untuk merdeka dari penjajahan belanda dengan tidak menanam padi dan tidak membayar upeti (pajak) kepada belanda. Sejak saat itu, nasi singkong menjadi makanan pokok masyarakat kampung adat Cireundeu.
Pengolahan singkong menjadi rasi atau beras singkong melalui beberapa tahap pengolahan yang dilalui selama 2 -- 3 hari. Peralatan dalam mengolah rasi baru ditemukan pada tahun 1924 oleh masyarakat setempat.Â
Dalam mengolah rasi menggunakan 2 alat utama, yaitu jubleg wadah untuk menumbuk atau menghaluskan singkong yang terbuat dari batu dan halu merupakan penumbuk singkong yang terbuat dari kayu.Â
Jenis singkong yang akan diolah menjadi rasi menggunakan singkong local bernama karihil dan garnawis. Jenis singkong tersebut memiliki kandungan sianida yang tinggi da nagak pahit sehingga kandungan gula rendah pada beras singkong.
Proses pengolahan singkong menjadi rasi melalui 7 tahap, yaitu mengupas, mencuci, memarut, memeras, menjemur, menumbuk, dan menyaring.
Gambar dari kiri ke kanan menunjukan proses pengolahan singkong menjadi rasi atau beras singkong. Gambar pertama proses mengupas dan mencuci singkong. Gambar kedua proses memarut singkong menggunakan alat tradisional bernama "kuda-kuda". Gambar ketiga proses memeras saripati dari singkong yang telah diparut.Â
Dalam proses peras memiliki perbandingan 1:6, artinya 6 gayung air dalam sekali peras. Dalam proses peras hanya 20% saripati yang akan diambil untuk diolah menjadi rasi.Â
Gambar keempat merupakan hasil dari penjemuran saripati singkong. Proses penjemuran dilakukan selama 2 -- 3 hari untuk menghasilkan beras singkong yang baik. Gambar kelima proses penumbukan pati singkong yang telah kering. Gambar keenam hasil dari penyaringan singkong yang telah ditumbuk halus.
Beras singkong dapat bertahan paling lama 6 bulan. Dan untuk memasak rasi atau beras singkong ini harus menggunakan seeng (dandang) agar menghasilkan nasi yang baik dan tidak tercampur seperti adonan. Nasi singkong ini memiliki kandungan gula yang rendah, sehingga sangat sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Kampung adat Cireundeu merupakan kampung yang aman dan tentram serta kampung yang asri. Sekarang ini, kampung adat Cireundeu menjadi tempat untuk mempelajari budaya dan adat istiadat dari suku Sunda.