"Anda tidak bisa mengajarkan sesuatu kepada seseorang. Anda hanya dapat membantu orang itu menemukan sesuatu dalam dirinya." (Galileo Galile)
Membangun kebiasaan membaca bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, tidak hanya cukup dengan membeli buku dan membuat perpustakaan. Akan tetapi, bukan pula sebuah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan. Pada zaman informasi seperti yang terjadi saat ini, menemukan informasi bukanlah pekerjaan yang sulit. Â
Namun ironisnya, minat baca masyarakat tetap saja rendah. menurut pemetaan kondisi yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI kegemaran membaca di indonesia. Lewat kajian kegemaran membaca masyarakat indonesia di tahun 2021, yang mencakup 34 provinsi di Indonesia, nilai tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia pada 2021 mencapai angka 59,52 dari   skala 0-100. Â
Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya minat membaca bukan hanya diakibatkan oleh ketiadaan sumber informasi, melainkan juga karena kondisi psikologis dan mentalitas seseorang.Â
Untuk itu, membangun kebiasaan membaca harus dimulai dari membangun kepribadian individu. Apabila ingin membangun masyarakat membaca, harus melakukan upaya yang masif dan stimultan dalam membangun kepribadian masyarakat. Berikut ini 3 cara praktis membangkitkan kesadaran membaca :
1. Mempunyai Koleksi Buku yang Variatif
Sampai saat ini telah banyak terbit buku dan literatur yang membahas tentang minat baca. Akan tetapi, kalau kita cermati ternyata sebagian besar buku-buku tersebut membahas peran orang tua atau guru dalam mengkondisikan anak atau murid, terutama usia bayi dibawah lima tahun sampai sekolah dasar supaya gemar membaca. Secara teoritis, buku-buku tersebut menggunakan pendekatan Pavlovian yang berlandaskan pada teori stimulus-respons serta pengkondisian.Â
Adanya koleksi yang beragam dan variatif selanjutnya akan menimbulkan selera membaca. Selanjutnya selera membaca akan menimbulkan minat baca, yang kalau diulang-ulang terus-menerus akan menghasilkan kebiasaan membaca, selanjutnya kebiasaan membaca akan menimbulkan kesadaran membaca. Dan kesadaran membaca akan menjadi landasan dari pengembangan koleksi.Â
2. Motivasi dan Bimbingan Orang Tua
Pengasuhan dan pengalaman masa kanak-kanaknya pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter anak. Sehingga memberikan pengalaman membaca bersama dengan orang tua akan menambah selera membaca pada anak. Â
Ketika sudah ada koleksi buku yang beragam selanjutnya, peran orang tua untuk menstimulus anak untuk memilih buku yang akan dibaca. Sebaiknya juga orang tua memberikan cerita singkat yang menarik tentang buku yang akan dibaca oleh anak. Sehingga menambah semangat anak untuk terus membaca halaman demi halaman hingga selesai.Â
3. Pengkondisian Lingkungan
Saat berkumpul dengan keluarga, biasanya diisi dengan saling mengobrol dan bersenda gurau dalam suasana yang santai. Pada saat-saat seperti itu, orang tua dapat menyisipkan menu story telling yang ceritanya diambil dari buku-buku yang sudah pernah di baca. Tidak harus setiap hari, namun dilakukan secara konsisten dan bergantian.Â
Misalnya, saat ini yang bercerita ibu, kesempatan berikutnya gantian bapak, kesempatan selanjutnya sang anak.Â
Dengan mengajak dan mendorong anak untuk bercerita, secara tidak langsung sang anak akan berusaha untuk mengumpulkan bahan cerita terlebih dahulu dengan membaca buku.Â
Syarat untuk menjadi orang sukses ialah berpikir besar dan memiliki cita-cita tinggi. Dan Syarat fundamental untuk menggapai semua mimpi itu adalah mengumpulkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, yang instrumen utamanya adalah membaca. Semoga bermanfaat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI