Mohon tunggu...
Abhotneo Naibaho
Abhotneo Naibaho Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya seorang pembelajar dari asal Pematangsiantar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Ular Besi, Tempo Dulu dan Kini

29 September 2015   01:34 Diperbarui: 29 September 2015   02:20 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tut...tut...siapa hendak turut ke Bandung-Surabaya....dst

Demikian sedikit penggalan lagu lawas yang berhubungan dengan sebuah Kereta Api Indonesia.

 

Indonesia memiliki moda transportasi Kereta Api adalah warisan dari Kolonial Belanda saat jaman penjajahan. Transportasi massal ini dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan dan perkembangan se-antero Nusantara dari pusat hingga ke daerah. Jakarta salah satunya, yang mana saat ini adalah salah satu transportasi paling diminati oleh warga JaBoDeTaBek karena layanannya cepat, tepat bahkan bebas hambatan alias tidak kena macet.

Bicara soal si “Ular Besi” yang satu ini, tentunya menyisakan banyak ceritera bagi setiap penumpangnya. Bayangkan di Kereta Api terdapat ratusan penumpang sambil berdesakan, dorong-dorongan bahkan sikut-menyikut. Belum lagi ulah para pencopet yang saban hari menjadi santapan harian baginya untuk beraksi di dalam kereta. Kereta terus melaju, agar supaya tidak kantuk dan boring para seniman 'pengamen jalanan' senantiasa ada di dalamnya mengumandangkan tembang-tembang pilihan mereka dari mulai suara cempreng alias fales hingga suara merdu ditambah tehnik vokal yang sudah terlatih layaknya artis papan atas. Hal semacam ini dialami oleh banyak orang khususnya Kereta Api kelas Ekonomi JaBodDeTaBek di era sebelum Ignatius Jonan sebabagai Bos atau CEO dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) waktu itu.

Saat ini pengalaman-pengalaman seperti di atas, nyaris tak terdengar lagi dikarenakan Jonan telah berhasil membawa perubahan yang cukup signifikan pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI).  Sekarang pengamen dan pedagang tidak bisa lagi masuk ke dalam kompleks Stasiun Kereta apalagi hingga masuk ikut menumpang secara gratis ke dalam Kereta. Tak ada lagi penumpang yang membludak di atas atap kereta karena kalau toh ada yang nekad naik ke atas pasti segera akan ditangkap oleh petugas keamanan dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI).

Layanan publik bidang transportasi yang satu ini semakin mendapat apresiasi di hati masyarakat khususnya para pengguna moda transportas ini. Seseorang bila hendak berangkat kerja mau pun pulang ngantor, paling tidak mereka bisa memprediksi jam berapa mereka akan tiba di tujuan masing-masing. Standard Operating Procedure (SOP) PT. Kereta Api Indonesia semakin dikedepankan demi terciptanya kenyamanan penumpangnya.

Tujuh puluh tahun sudah usia bangsa Indonesia merdeka. Semoga Kereta Api Indonesia semakin berjaya dan terus berbenah bahkan siap untuk untuk menerima kritik dan saran dari siapa saja untuk bisa memberikan layanan transportasi yang unggul dan nyaman.

SELAMAT MEMPERINGATI HARI KERETA API 28 SEPTEMBER

oleh: Abhotneo Naibaho

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun