Jiwaku terjebak dalam lumpur pekat...
Sesak nafasku satu-satu..
Aku ingin keluar...
Sungguh menyedihkan kala kerangka tubuhku terpendam bersama jiwa ...
Jangan anggap aku tak bernilai hanya karena aku sudah mati dan terkubur...
Aku masih bisa rasakan betapa berat lumpur itu menghimpit jiwa-jiwa dalam peristirahatan abadi..
Tak ada lagi kunjungan keluarga..kerabat..
Menabur bunga ....menyiram kubur dengan air mawar...
Kini hanya kepekatan...
Hitam...
Aku adalah jiwa dan kerangka yang terpendam....
Bantu aku keluar dari kubangan Lapindo...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H