Mohon tunggu...
Abe Zeviar
Abe Zeviar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Mencintai (Lagi)

30 Desember 2015   01:00 Diperbarui: 30 Desember 2015   01:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duh! Aku benci belajar hal ini. Mencintai‎ lagi, dihianati lagi, terluka lagi, trauma lagi, menangis lagi, minum obat lagi, pindah kost lagi, pindah lingkungan pertemanan lagi, menjaga agar tidak jatuh cinta lagi, lalu ternyata jatuh cinta, trus mencintai lagi, trus dihianati lagi, duh...sepertinya belajar mencintai adalah belajar dihianati, belajar dilukai, kena trauma, belajar menangis, belajar minum obat tidur, tablet hormon, pil penenang, vitamin dari psikiater, dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya.

No! 2016 adalah tahun tanpa tatih tayang alias no love... Gue sadar setelah perpisahan seharga 100 juta dan bahkan sekarang ini minus di financial, adalah kutukan bagi gue. Maafkan aku Tuhan, aku lebih baik minta kaya karna kaya bisa beli cinta, bisa beli wanita (pria juga bisa buat jadi supir, tukang kebun, satpam, tukang jaga rumah dan istal, juga sebagai supir pesawat dan helikopter eh pilot namanya ya, juga nahkoda yacht dan kapal selam), kaya bisa sembuhkan luka dan hilangkan trauma, kaya bisa membuat sehat, damai dan sejahtera, aman sentosa jiwa raga, atas bawah, bahkan kaya bisa membuat orang respek, suka dan sayang bahkan nyembah-nyembah minta nikah. Kaya membuat cinta menjadi nyata. Rumah tangga bahagia, selingkuh pun bisa dimaafkan kalau tiap kali ketahui hukumannya transfer 2M ke rekening istri. Kaya bisa dilayani bak raja. Mo posisi apa aja, ayok aja! Mo tiap malam, tiap jam, siap action. PUFF! Itulah hayal-hayal babu telenovela. Wkwkwkwkw Namun, ya nyata-nyata ajalah, ga usah ngoyo jadi orang. Siapa sih yang bakalan ngomong ke anak perempuannya, silahkan nikah ama pacarmu yang nganggur itu? Saya pikir tidak ada orang tua yang ngomong seperti itu dalam pikiran warasnya. Jakarta. Kota babi alias kota banyak biaya. Pipis 2 ribu. Nahan pipis, ginjal berbatu, kenak 200 juta. Kalo sehari 10x pipis = 20 ribu. Kali 20 hari/bulan = 400 ribu. Belum lagi buat beli minum...lah supaya bisa pipis (dan bayar lagi). Karna kalo kurang minum = bisa rusakin ginjal (kecuali rela kasih 200 juta ke dokter yg suka malpraktek itu). Trus uang snack? Rokok? Angkot? dan lain-lain? Punya istri = x2 karena kalo ga merokok ya dialihkan ke beli bedak ama gincu. Kalo istrinya perokok = harus + uang untuk beli bedan yg agak bagusan untuk tutupi kerut penuaan dini dan gincu yg menyamarkan noda hitam di bibir. Kalo punya anak, ga bisa kan beli sapinya jadi beli susunya aja sampe-sampe harus rela kurangi rokok...ya isap yg lain lah...masa istri dianggurin? Itu dengan catatan ga sakit. BPJS? Hahahahaha! bagaimana kalo ternyata kena kasus terminal yg harus ditangani saat itu juga? Okay...sampai disini saya membantu pembaca untuk berpikir mengapa saya lebih mengagungkan harta daripada cinta, pakai saja kalkulator dan sempoa. Yg pastinya, 2016 mungkin saya akan melakukan sesuatu yg saya tidak pernah lakukan... (dan oh, saya tidak tertarik menjadi gay karena pada dasarnya itu adalah bisnis selangkangan depan dan belakang. lebih baik jadi aktor film gay daripada punya hubungan gay apalagi dengan yg miskin...bisa sakit hati, jiwa dan raga, yg mana kalo "dijual" lebih menguntungkan dan menjanjikan. Sorry tp kenyataannya memang begitu. Hanya saja tidak semua gay bisa melihatnya karna sudah kebelet arus tegangan tinggi isi celana.) (saat menulis ini, saya mendengarkan lagi "what kind of fool I am" by regina philipina (bukan indonesia, sekali lagi garis bawahi, bukan indonesia). Isi lagunya sih tentang bodohnya diriku yg tidak berani jatuh cinta, blah blah blah... Tp kelen (kalian) tahu kalo regina ini sudah pernah duet ama jacky cheung dan adalah salah satu diva philipina yg sangat terkenal dan inspirasi semua penyanyi wanita di negeri itu? Prestasi, piala dan kekayaannya itu WOW! Jadi lagu sih tinggal lagu ya oi, yg penting show, royalti, iklan, dan lain-lain mengalir masuk ke pundi-pundi tabungan dan investasi. So..2016 est un anne sans l'amour. Il est pas important pour moi plus.‎

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun