Mohon tunggu...
Abe Zeviar
Abe Zeviar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ga Usah Ngerubah Dunia! Cukup Ngerubah Diri Sendiri Saja

20 Desember 2015   00:30 Diperbarui: 20 Desember 2015   09:00 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memperhatikan baju saya. Eit! Kancingnya copot, dan saya tidak bisa menjahitnya kembali. Dan saya membutuhkan seorang penjahit untuk memperbaikinya. Tapi, penjahit itu memerlukan seseorang yang berduit, karena dia menjahit untuk duit.

Lalu saya dan tukang jahit itu ngobrol. Dia menceritakan betapa dulu waktu mudanya dia tidak pernah bercita-cita menjadi seorang penjahit, tetapi seorang pilot. Namun apa daya nasib tidak berpihak padanya. Jangankan jadi pilot, jadi pegawai saja dia tidak pernah diberi kesempatan. jadi akhirnya dia bantu-bantu pamannya dan sekarang dia menjadi seorang tukang jahit.

Saya bertanya, mengapa dia mau menjadi pilot. Katanya biar dia bisa keliling dunia sambil berbagi ide bagaimana menjadikan dunia ini semakin baik. Wow! Bukan sesuatu yang bisa temukan diantara tukang jahit (atau mantan calon pilot, tepatnya).

Apa yang bapak telah lakukan untuk jadi seorang pilot? Saya belajar bahasa inggris, fitness (ninggiin badan sih tepatnya), dan ke dukun mata (dia minus sih). Duit saya habis dan saya gagal jadi pilot

Jadi, kesimpulannya adalah dunia bisa diubah jika ada yang ingin memperbaiki sesuatu dan ada yang memerlukan perbaikan tersebut (secara tidak langsung adalah duit.)

Mungkinkah dunia diubah? Ya dan tidak alias wani piro.

So saya memutuskan untuk tidak merubah dunia, cukup merubah diri sendiri, setidaknya belajar menjahit dan cari duit.

Dan akhirnya, setelah mendengarkan, menyimak dan merenungkan pembicaraan tersebut , idealisme saya berubah haluan dari mengutamakan orang lain (altruisme) menjadi mengutamakan diri sendiri (ego-centric).

Apakah saya salah? Saya pikir tidak juga, karna siapa yang mau dan mampu mengadakan perubahan untuk diri saya kalau bukan diri saya sendiri?

Apakah saya benar? Saya tidak perduli jawaban itu karena untuk apa keberadaan kebenaran itu nyata jika tidak membawa perubahan menuju kebaikan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun