Mohon tunggu...
Abevi Claudia
Abevi Claudia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa pariwisata yang suka bercerita

Selanjutnya

Tutup

Trip

Buku Akik: Surga Kecil di Sleman

13 September 2024   08:35 Diperbarui: 13 September 2024   08:40 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Perjalanan ke Yogyakarta selalu membawa janji-janji pengalaman yang tak terlupakan. Setiap sudut kota ini dipenuhi dengan kekayaan budaya, seni, dan sejarah yang membuatnya begitu istimewa. Namun, di antara destinasi-destinasi wisata yang populer, tersembunyi sebuah permata yang mungkin belum banyak dikenal: Buku Akik. Ini bukan sekadar toko buku biasa, melainkan sebuah surga kecil bagi mereka yang mencintai buku dan mencari inspirasi.

Setelah melintasi jalan-jalan kecil di kawasan Kaliurang, saya tiba di Buku Akik pada pagi menjelang siang yang cerah. Dari luar, toko ini tampak sederhana---mungkin terlalu sederhana untuk diperhatikan oleh kebanyakan orang karena bangunannya yang tampak seperti rumah biasa. Rumah satu lantai dengan atap rendah yang didominasi warna coklat ini tidak terlihat istimewa, tetapi saya tahu bahwa keajaiban sering kali tersembunyi di balik hal-hal yang paling tidak mencolok. Saat melangkah masuk, firasat saya terbukti benar. Buku Akik adalah sebuah dunia kecil yang berbeda, tempat di mana waktu seolah-olah berhenti dan setiap sudutnya dipenuhi dengan pesona.

Interior toko ini mengingatkan saya pada perpustakaan kuno yang sering kita lihat dalam film-film klasik. Rak-rak kayu yang menjulang tinggi dipenuhi dengan buku-buku yang tampaknya telah berusia puluhan tahun. Aroma khas kertas tua dan debu lembut yang berterbangan di udara memberi kesan nostalgia yang kuat. Berbagai barang jadul serta kaset-kaset tua semakin menimbulkan kesan kuno. Di sinilah, di antara ribuan halaman yang sudah menguning, saya menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar bacaan---saya menemukan inspirasi.

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Saya berjalan pelan menyusuri rak-rak, membiarkan jari-jari saya menyentuh punggung buku-buku yang berjajar rapi. Ada sesuatu yang ajaib tentang bagaimana buku-buku ini disusun, seolah-olah mereka diletakkan di sana menunggu untuk ditemukan oleh orang yang tepat. Di sudut ruangan, saya melihat seorang wanita berusia sekitar 30-an, duduk di karpet berbulu yang tampak nyaman dengan sebuah buku tebal di tangannya.

Mata kami bertemu dan dia tersenyum. "Kamu baru pertama kali ke sini?" tanyanya ramah.

"Iya, baru kali ini. Tempat ini luar biasa," jawab saya, masih terpesona dengan atmosfer di sekitar saya.

Dia mengangguk setuju. "Buku Akik memang istimewa. Aku sering datang ke sini untuk mencari buku-buku langka. Mereka punya koleksi yang sulit kamu temukan di tempat lain."

Kami berbincang sebentar dan saya mengetahui bahwa namanya adalah Aghnia, saya memanggilnya Mbak Nia. Dia adalah seorang kutu buku sejati, seseorang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca dan menulis. Mbak Nia bercerita bahwa dia sering datang ke Buku Akik bukan hanya untuk membeli buku, tetapi juga untuk mendapatkan ketenangan setelah penat karena pekerjaannya.

"Ada sesuatu yang unik di sini," katanya sambil melihat sekeliling. "Aku merasa seperti setiap buku punya cerita sendiri, bukan hanya yang tertulis di dalamnya, tapi juga bagaimana mereka sampai di sini, siapa yang pernah membacanya, dan apa yang mereka rasakan saat membacanya."

Saya hanya bisa mengangguk, setuju dengan apa yang dia katakan. Setiap buku di sini memang terasa memiliki jiwanya sendiri. Terdapat tulisan berupa tanggal serta pesan singkat dari pemilik buku sebelumnya yang mendonasikan buku tersebut ke tempat ini. Saya lalu bertanya buku apa yang sedang dia baca.

"Oh, ini?" Dia mengangkat buku yang dari tadi dia pegang. "Ini adalah kumpulan puisi Chairil Anwar. Sudah beberapa kali kubaca, tapi selalu ada yang baru yang kutemukan setiap kali membuka halamannya. Puisi-puisi Chairil penuh dengan emosi yang kuat, cocok dibaca saat sedang mencari semangat."

Percakapan kami berlanjut, dan tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Saya semakin terhanyut dalam atmosfer Buku Akik, merasa seperti telah menemukan tempat yang tepat untuk melarikan diri dari rutinitas sehari-hari. Ketika Mbak Nia pamit untuk pergi, dia meninggalkan sebuah pesan yang akan saya ingat selalu.

"Jangan pernah takut untuk kehilangan diri dalam sebuah buku," katanya sebelum melangkah keluar. "Karena dalam kehilangan itulah, kamu akan menemukan dirimu yang sebenarnya."

Setelah Mbak Nia pergi, saya kembali menjelajahi rak-rak buku. Di sini, saya menemukan berbagai karya sastra, baik dari penulis lokal maupun internasional yang sulit ditemukan di toko buku biasa. Ada buku-buku filsafat, sastra klasik, hingga literatur kontemporer yang menunggu untuk ditemukan. Semakin lama saya berada di sana, semakin saya merasa bahwa Buku Akik bukan hanya sekadar toko buku, tetapi sebuah pelarian ke dunia di mana imajinasi dan inspirasi berkuasa.

Di sudut ruangan, ada sebuah meja kecil dengan beberapa kursi kayu yang tampak nyaman. Saya duduk di sana, membuka sebuah buku yang baru saja saya temukan---sebuah novel fiksi sejarah berjudul Malam Seribu Jahanam yang sudah lama ingin saya baca. Dengan diiringi alunan lagu dari kaset tua, saya mulai membaca. Setiap kalimat dalam buku itu terasa hidup dan untuk beberapa saat, saya benar-benar terlupakan dari dunia luar.

Hari menjelang sore ketika akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan Buku Akik. Sebelum pergi, saya membeli beberapa cinderamata tentang buku dan animasi. Tapi lebih dari itu, saya membawa pulang sesuatu yang jauh lebih berharga---sebuah pengalaman yang memperkaya jiwa dan inspirasi yang saya temukan di antara halaman-halaman buku tua.

Jadi, jika kalian berada di Jogja, luangkan waktu untuk mencari Buku Akik. Tempat ini lebih dari sekadar toko buku; ini adalah sebuah perjalanan yang akan membawa kalian kembali ke esensi dari apa yang membuat kita manusia: keinginan untuk belajar, untuk bermimpi, dan untuk terus berkembang. Percayalah, sejenak berada di Buku Akik akan memberikan kalian inspirasi yang mungkin selama ini kalian cari. Dan siapa tahu, mungkin kalian juga akan bertemu dengan seseorang seperti Mbak Nia, yang bisa menambah nilai dari pengalaman kalian di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun