Mohon tunggu...
Abevi Claudia
Abevi Claudia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa pariwisata yang suka bercerita

Selanjutnya

Tutup

Trip

Buku Akik: Surga Kecil di Sleman

13 September 2024   08:35 Diperbarui: 13 September 2024   08:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, ini?" Dia mengangkat buku yang dari tadi dia pegang. "Ini adalah kumpulan puisi Chairil Anwar. Sudah beberapa kali kubaca, tapi selalu ada yang baru yang kutemukan setiap kali membuka halamannya. Puisi-puisi Chairil penuh dengan emosi yang kuat, cocok dibaca saat sedang mencari semangat."

Percakapan kami berlanjut, dan tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Saya semakin terhanyut dalam atmosfer Buku Akik, merasa seperti telah menemukan tempat yang tepat untuk melarikan diri dari rutinitas sehari-hari. Ketika Mbak Nia pamit untuk pergi, dia meninggalkan sebuah pesan yang akan saya ingat selalu.

"Jangan pernah takut untuk kehilangan diri dalam sebuah buku," katanya sebelum melangkah keluar. "Karena dalam kehilangan itulah, kamu akan menemukan dirimu yang sebenarnya."

Setelah Mbak Nia pergi, saya kembali menjelajahi rak-rak buku. Di sini, saya menemukan berbagai karya sastra, baik dari penulis lokal maupun internasional yang sulit ditemukan di toko buku biasa. Ada buku-buku filsafat, sastra klasik, hingga literatur kontemporer yang menunggu untuk ditemukan. Semakin lama saya berada di sana, semakin saya merasa bahwa Buku Akik bukan hanya sekadar toko buku, tetapi sebuah pelarian ke dunia di mana imajinasi dan inspirasi berkuasa.

Di sudut ruangan, ada sebuah meja kecil dengan beberapa kursi kayu yang tampak nyaman. Saya duduk di sana, membuka sebuah buku yang baru saja saya temukan---sebuah novel fiksi sejarah berjudul Malam Seribu Jahanam yang sudah lama ingin saya baca. Dengan diiringi alunan lagu dari kaset tua, saya mulai membaca. Setiap kalimat dalam buku itu terasa hidup dan untuk beberapa saat, saya benar-benar terlupakan dari dunia luar.

Hari menjelang sore ketika akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan Buku Akik. Sebelum pergi, saya membeli beberapa cinderamata tentang buku dan animasi. Tapi lebih dari itu, saya membawa pulang sesuatu yang jauh lebih berharga---sebuah pengalaman yang memperkaya jiwa dan inspirasi yang saya temukan di antara halaman-halaman buku tua.

Jadi, jika kalian berada di Jogja, luangkan waktu untuk mencari Buku Akik. Tempat ini lebih dari sekadar toko buku; ini adalah sebuah perjalanan yang akan membawa kalian kembali ke esensi dari apa yang membuat kita manusia: keinginan untuk belajar, untuk bermimpi, dan untuk terus berkembang. Percayalah, sejenak berada di Buku Akik akan memberikan kalian inspirasi yang mungkin selama ini kalian cari. Dan siapa tahu, mungkin kalian juga akan bertemu dengan seseorang seperti Mbak Nia, yang bisa menambah nilai dari pengalaman kalian di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun