Logika awam, Buto Cakil dengan keris di tangan, didampingi rombongan raksasa akan menang mudah melawan seorang ksatria kerempeng dan halus gemulai, berpenampilan ndeso dan tanpa senjata. Tapi ketetapan Penulis cerita kehidupan wayang Jawa, justru Buto Cakil kalah, mati, tertusuk oleh kerisnya sendiri.Â
Rombongan raksasa teman-teman Buto Cakil tidak bisa protes, atau menyalahkan sang ksatria kerempeng, karena kekalahan dan kematian Buto Cakil tertusuk kerisnya sendiri, disebabkan oleh tindakannya sendiri, akibat kesalahannya sendiri.Â
Buto Cakil adalah satu dari Empat Sekawan Raksasa. Sesuai hukum alam, buto berkawan dengan buto. Buto Empat Sekawan terdiri dari Buto Cakil (dagunya maju), Buto Rambut Geni (warnanya rambutnya tidak biasa), Buto Terong (pemuja nafsu hingga hidungnya seperti terong) dan Buto Pragalbo (buto yang namanya diawali dengan Pra).Â
Gambaran Buto Cakil yang berkelakuan buruk hingga mati oleh kerisnya sendiri, biasa menjadi gambaran bagi siapa saja, kapan saja, termasuk jaman sekarang, baik rakyat biasa ataupun para pemimpin.Â
Orang yang berperilaku buruk, lalu kena musibah akibat dari perbuatan sendiri di masa lalu, maka orang seperti itu biasa disebut seperti Buto Cakil.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI