Bripda Taufik masuk polisi tidak bayar, tidak pakai uang sepeserpun. Dia hanya memakai semangat. Cita-cita dari kecil untuk menjadi polisi dibalut tekad kuat mengantarnya menjadi seorang polisi di usia 19 tahun. Kondisi serba kekurangan sejak kecil hingga kini, orang tua tidak berpendidikan, kecerdasan yang tidak melebihi teman-temannya, "realita" masuk polisi harus bayar puluhan juta, tidak membuatnya mengeluh, lalu beralasan untuk tidak menggapai cita-citanya.
Sebenarnya hidupnya yang sederhana (kekurangan) adalah kondisi hidupnya selama ini sebelum menjadi polisi. Jadi rasa haru dan bangga orang-orang yang membaca kisah Bripda Taufik juga kurang tepat. Lain bila dia sudah menjadi polisi selama 10 tahun dan masih hidup di bekas kandang sapi.
Raihan Bripda Taufik juga sebenarnya kalah jauh dari pemuda lain yang juga sedang tenar, dalam usia sama 19 tahun, minim pengalaman bisnis, bisa mendapatkan pinjaman usaha dari luar negeri hingga 57 miliar, dan membangun bisnis baru di bidang perhotelan. Dan hanya menggunakan sedikit perhatian, pikiran, waktu dan tenaga, bisnis hotelnya dapat berjalan lancar hingga kini, sementara untuk orang lain mungkin harus bekerja keras tak kenal waktu.
Semoga Bripda Taufik tetap bisa sederhana dalam menjalani hidupnya sebagai polisi, dan mengikuti petuah bapak Wakapolri Badrodin Haiti untuk "mensyukurinya dengan kerja yang baik untuk masyarakat dan berintegritas, jujur, jangan mudah tergoda dengan uang."
Dan jangan belajar atau mengikuti sekiranya ada contoh-contoh perbuatan para senior atau atasan dan pimpinan Polri yang tidak sesuai dengan ucapan pesan bapak Wakapolri di atas.
Bripda Taufik menjadi bukti tidak terbantah bahwa masuk polisi tidak pakai uang, sepeserpun. Bukti-bukti lain yang belum terungkap pasti juga ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI