Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Majalengka: Dalam Ketidakdikenalan, Ternyata Diam-diam...

28 Desember 2015   11:04 Diperbarui: 28 Desember 2015   11:10 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di banding kabupaten (komo Kota) di Jawa Barat, nama Majalengka mungkin yang paling tidak populer. Saking tidak populernya, ketika nyebut Majalengka, banyak yang ngira itu teh suatu kecamatan di Kabupaten Bandung, Majalaya atau Cicalengka.. Kabina-Bina teuing. Alhasil, tidak sedikit orang Majalengka di perantauan yang lebih memilih ngaku orang Cirebon. Daripada Cape ngejelasin, di mana Majalengka itu.

Tapi di balik ketidakdikenalannya itu, ternyata diam-diam Majalengka memiliki sederet keunikan dan keindahan tersendiri. Ya, jika melihat fakta bahwa Majalengka tidak dikenal, apa-apa yang ada di Majalengka ini, cukup wah.

Di kalangan orang Majalengka sendiri, dikenal ada dua pembagian daerah. Majalengka utara dan Majalengka selatan. Penentuan dua arah mata angin itu, dengan menjadikan Majalengka kota sebagai patokan. Dari Majalengka kota ke sana masuk ke Majalengka selatan, dan Majalengka kota ke sini, masuk Majalengka utara (jangan dipikirkan dulu, devinisi ‘sana’ dan ‘sini’ nya)

Nah, dari dua daerah itu, masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik di sini, mungkin bisa dikategorkan sebagai daya tarik wisata.
Untuk Majalengka utara, daya tarik wisata ini, lebih pada daya tarik wisata seni dan budaya. Di sana ada beberapa komunitas seniman yang lekeun bergelut dengan dua hal itu.

Misalnya saja di Kecamatan Jatiwangi. Di sana, ada sekumpulan penggiat seni yang bernaung di Jatiwangi art Factory (JaF). Nah orang-orang di JaF ini, dengan segala keliaran idenya akan mengajak siapa saja untuk melihat tanah liat dan keramik tidak seperti biasanya. Di tangan-tangan temen-temen JaF ini, tanah liat dan keramiknya bisa menjelma menjadi alat musik, parfum, bahkan bisa jadi camilan. Baru denger kan? Nah, di Majalengka Utara lah adanya


Selain JaF di Jatiwangi, masih ada lagi kelompok orang-orang kreatif di Majalengka bagian utara ini. Masih tetanggaan sama Kecamatan Jatiwangi, tepatnya di Kecamatan Jatitujuh. Di sana ada yang namanya kelompok Konser Kampung. Jika di JaF sangat akrab dengan tanah, maka orang-orang di Konser Kampung ini, mereka begitu dekat dengan bambu. Tidak hanya membuat berbagai macam alam musik dari bambu, para penggiat seni di Konser Kampung pun berkarya dengan membuat sebuah tempat yang dinamakan kampung awi (awi itu artinya bambu). Di kampung awi ini, pengunjung akan disambut dengan berbagai macam keindahan yang semuanya berhubungan dengan bambu.

Bagi yang seneng dengan kesenian tradisional, di Majalengka utara pun ada daerah yang sampai saat ini masih menjaga kesenian warisan leluhurnya. Di Kecamatan Sumberjaya, di sana akan bisa ditemukan sanggar tempat bekumpulnya orang-orang yang masih memainkan kesenian sintren. Itu loh, sebuah kesenian yang pemerannya berdandan ala putri dengan mengenakan kaca mata hitam. Uniknya, si penari (yang disebut sintren) ini, mengenakan pakaian putri itu, ketika di dalam kurungan ayam. Keunikan lainnya, si sintren itu menari dalam keadaan tidak sadarkan diri dan mata terpejam. Tapi anehnya, meskipun dalam kondisi seperti itu, si sintren bisa menari menirukan tarian orang yang ada di depannya. Tidak percaya? Sesekali bisa berkunjung ke sanggar sintren di desa Bongas, Kecamatan Sumberjaya.

Di Majalengka bagian utara, ada juga komunitas orang-orang yang aktivitasnya ke-kini-an. Ya, di Kecamatan Leuwimunding, ada yang sekolompok anak muda Funk. Wuihh, Funk mang, Funkkk... Dilihat dari fisik, anak-anak Funk ini tidak ada bedanya dengan funk-funk pada umumnya. Tato, rambut yang diwarnai, pakaian yang terkesan amburadul. Tapi nanti dulu. Funk yang ada di Leuwimunding ini berbeda dengan funk pada umumnya. Perbedaan itu, terletak dari jiwa dan semangat para anggotanya. Di Funk yang diberi nama Funk Jumsih ini, mereka menjadi garda terdepan dalam hal kepedulian terhadap lingkungan. Selain turun ke selokan ramai-ramai, mereka juga memiliki tempat untuk mengaktulaisasikan diri mereka dalam aktivitasnya bergelut dengan lingkungan. Saking akrabnya mereka dengan sampah-sampah, sampai-sampai mereka sering dicatut namanya oleh ank-anak ketika melihat ada yang buang sampah sembarangan. “Jangan buang sampah sembarangan, nanti dimarahin anak funk Jumsih kamu teh,” Selain dalam hal lingkungan, mereka juga memiliki sekolah untuk anak-anak.

Nah, itu di Majalengka utara. Kalau di Majalengka selatan bagaimana?
Tidak kalah dengan Majalengka utara. Keindahan alam di Majalengka selatan yang merupakan daerah dataran tinggi, sangat, sangat menghadirkan keindahan bagi siapapun, khususnya orang-orang kota. Hamparan padi yang hijau. Tangga alam yang terukir leat lahan sawah terasering, siapa sih yang bisa tahan dari godannnya.

Baik lah untuk melihat bagamana daya tarik majalengka selatan, bisa dilihat di http://atsarku.blogspot.co.id/2015/12/ada-senyum-tuhan-di-majalengka.html. Atau di http://www.kompasiana.com/abes/majalengka-dalam-bingkai_54f3807f745513a02b6c7833. Bisa juga http://www.besoksenin.com/2015/10/20-foto-ini-membuktikan-majalengka.html

Saya kasih satu contoh foto saja ya…

 

Ini salah satu foto karya dari Komunitas Potografi dan Kukurusuk, Kang Okka

Jadi, bagaimana? Di balik ketidakterkenalannya, Majalengka itu ternyaa diam-diam kan?
Pengen tau lebih jauh? Koment atuh.. Japri juga, sok atuh, mangga..hehe.. Caaaaaaaaaagg, permios

Sumber foto:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=618661928171150&set=o.156512445025&type=1&theater

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1600158836872337&set=pb.100006347072658.-2207520000.1451272965.&type=3&theater

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1071670362865653&set=pb.100000680971664.-2207520000.1451273563.&type=3&theater

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=983667471691311&set=a.107761739281893.5863.100001442032678&type=3&theater 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun