Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Terbang di Langit Majalengka

17 Mei 2015   10:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_384006" align="alignnone" width="640" caption="dokument pribadi"][/caption]

Selain panorama Gunung Ciremai dan puluhan Curug, di Kabupaten Majalengka juga ternyata ada objek wisata lain yang tidak kalah cihuy. Sama seperti nanjak ke Ciremai atau menyelusuri curug-curug, yang ini pun penuh tantangan dan bikin hati cukup berdebar-debar. Namanya objek wisata Paralayang.

Bagi pecinta Paralayang mungkin sudah tidak asing lagi dengan Bogor dan Sumedang. Karena memang Paralayang di dua kota itu (katanya) lebih dulu muncul dibanding yang ada di Majalengka. Di Majalengka mah, tempat olahraga ekstrem ini teh baru muncul beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada 2010 lalu. Jadi, masih belia pisan kalau dibanding dua kota tadi mah. (eh omong-omong tentang Bogor, ternyata ada sedikit kedekatan dengan Majalengka. Bogor pan dijuluki sebagai Kota Hujan. Nah Majalengka ini, punya julukan Kota Angin. Hujan sama Angin pan tetanggaan, masih satu blok. Kalau sama Sumedang lebih dekat lagi, hanya beberapa meter saja. Karena pan, Kabupaten Sumedang perbatasan langsung sama Kabupaten Majalengka).

[caption id="attachment_384004" align="alignnone" width="640" caption="dokument pribadi"]

1431834279264215635
1431834279264215635
[/caption]

Kalau kata orang-orang bijak mah, setiap tempat pasti ada cirri khas sendiri-sendiri. Nah, untuk Paralayang di Majalengka sendiri, katanya (kata yang pernah ngasaan di Sumedang), lebih menantang dibanding di Sumedang. Anginnya lebih genit (nah terbukti pan, Majalengka dijuluki kota angin teh?). Sementara di Sumedang, (lagi-lagi katanya) lebih landai. Jadi, sensasinya mungkin akan lebih berasa ketika melayang-layang di udara, seperti Superman.

Saat terbang, ketika hati kita mendapatkan sensasi yang berdebar, diam-diam mata kita akan digoda oleh pemandangan yang ada di bawahnya. Permadani hijau yang terbuat dari hamparan padi, akan menjadi teman kita selama berada di udara. Pemandangan yang menghijau itu terasa maksimal, lantaran di sana tidak ada bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Kalau pun ada, paling juga tower, itu pun hanya beberapa meter saja tingginya.

[caption id="attachment_384005" align="alignnone" width="640" caption="dokument pribadi"]

14318343091946927601
14318343091946927601
[/caption]

Ketika kita sedang asyik melihat pemandangan di bawah yang begitu menyejukan mata, sesekali perlu juga menengokan kepala ke sebelah kanan… taraaaaaaaaaaa…. Gunung Ciremai yang berdiri gagah, akan melambai-lambaikan tangannya, menebarkan pesona, membuat pencitraan untuk segera dinikmati keelokannya… Sensasi yang menantang ketika terbang, akan berpadu dengan hamparan alam yang begitu cantik.. Harmonisasi yang benar-benar alami…

Nggak percaya? Sok kapan-kapan coba sendiri…

Oh iya kelupaan, ini teh terletak di Gunung Panten, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.

Untuk berkunjung ke sana, ada dua pilihan, dari arah Bandung dan Cirebon. Nah, untuk yang berasal dari luar dua daerah itu, mungkin bisa mengambil patokan dua kota tadi.

Yang pertama rute dari Bandung (versi angkutan umum). Dari Cileunyi atau Cicaheum, cari elf atau bis. Nah untuk dua macam angkutan itu, ada dua trayek. Yang pertama jurusan Bandung (Cicaheum dan Cileunyi)-Cirebon dan yang kedua Bandung-Cikijing.

Untuk yang jurusan Cirebon, temen-temen nanti bilang ke kernetnya mintu turun di perempatan lampu merah Kadipaten. Setelah itu, temen-temen jalan sedikit ke arah kanan, dan dilanjutkan naik angkot jurusan Cigasong dan minta turun di Bundaran Munjul. Sesampainya di Munjul, di sana nanti ada Ojeg, dan bilang minta dianterin ke Paralayang Gunung Panten.

Kalau pake angkutan yang jurusan Cikijing, lebih gampang lagi. Begitu naik dari Cicaheum atau Cileunyi, bilang saja minta turun di Bundaran Munjul. Setelah itu, ya sama seperti di atas, minta ke tukang ojek untuk dianter ke Gunung Panten tadi.

Nah, kalau yang datang dari arah Cirebon, cari angkutan jurusan ke Bandung. kalau sudah dapet, minta turun di tempat yang sama dengan yang dari arah Bandung, yaitu di perempatan lampu merah Kadipaten. Selanjutnya, sama persis dengan rute tadi di atas.

Begitu juga kalau pake mobil pribadi, rutenya sama persis. Bedanya mungkin kalau bawa mobil pribadi, harus sering tanya. Tapi, ya rumusnya sama saja kaya yang di atas tadi (lagi). Tidak perlu sungkan untuk nanya, da warga Majalengka padah someah kok..

Tapi kalau masih bingung juga, ya… mmmm…mmmmm…. Ajak-ajak Saya atuh… Kita bareng aja ke sananya yukkkk… Bagimana? Lebih praktis pan? hihihi…

*Ini beberapa foto ketika melayang di langit Majalengka:

http://photo.sindonews.com/view/12570/puluhan-atlet-ikuti-kejurnas-gantole-di-majalengka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun