Perasaan ini membuatku benar-benar merasa “gila”. Kegilaan yang tak mampu kuhilangkan karna akan semakin “gila” jika aku berusaha untuk menghilangkannya.
Kamu…
Ini semua tentang kamu dengan gurauan-gurauan kecilmu yang slalu membuatku tersenyum walau cuaca hatiku sedang mendung. Mendung dikala melihat senyummu yang tak dapat kumiliki.
Ini semua tentang kamu dengan kehadiranmu didepan pintu sisi kemanusianku yang selalu menjadi vitamin bagiku. Vitamin yang tak pernah ada dalam resep dokter namun mampu membuat hari-hariku menjadi hari terbaik sepanjang hidup.
Kamu…
Yang selalu ingin kuajak berdialog walau dalam diam. Setiap kukunjungi engkau dengan sekali klik, setiap itu pula hatiku tak mampu menahan rasa ini. Setiap kulihat namamu di ponselku, ingin rasanya aku menghapus agar aku melupakanmu, melupakan rasa ini. Rasa yang selalu kuharap suatu saat akan kau balas walau hanya sesaat. Walau setelahnya tongkat Ijroil segera ditancapkan padaku
Kamu…
Yang saat sedihmu selalu ingin kupinjami bahu untuk bersandar. Yang saat kesepianmu selalu ingin kurentangkan kedua tanganku, agar kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu. Yang setiap langkahmu selalu ingin kuiringi dengan doaku. Yang setiap keluh kesahmu selalu ingin kusodorkan telingaku. Yang disetiap sikap manjamu selalu ingin kuhadiahi kedewasaanku.
Kamu…
Walau kau tak pernah mengagumiku. Walau kini kau semakin jauh dari pandanganku.
Kamu…benar-benar membuatku semakin gila dengan segala kegilaan yang kumiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H