Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Senyum Manis Itu, Semoga Tetap Manis

2 September 2010   18:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sikap yang cenderung sangat mudah dilakukan adalah senyum. Meskipun mudah, namun Tuhan menganggap senyum itu adalah sesuatu yang besar, yang di sepadankan dengan suatu amalan ibadah. Tentunya seyum yang tulus ikhlas dari si pemberi senyum, senyum yang benar-benar merupakan sebuah pancaran dari hati sanubari, bukan senyuman yang atas nama selain kasih sayang terhadap sesama.

Sangat mudah untuk mendapatkan senyum dari oraang-orang, tapi itu dulu. Sekarang, sangat sulit untuk bisa menikmati senyum dari banyak orang, senyum yang penuh dengan arti persaudaraan yang hakiki. Bahkan, kalaupun senyum itu bisa kita jumpai, tapi sangat tidak menutp kemungkinan tidak bisa dinikmati.

Dengan hanya kita singgah sejenak di pasar-pasar modern, kita akan sangat mudah mendapatkan senyum dari si pelayan di sana. Senyum seorang pelayan yang sesungguhnya manis, bahkan mungkin sangat manis karena dipadu dnegan kecantikan meraka yang sangat indah. Tapi, apakah kita lantas bisa menikmati senyuman itu sebgai sebuah senyum penuh kasih saynag dan arti persaudaraan? Semoga seperti itu.

[caption id="attachment_247699" align="alignleft" width="150" caption="http://203.190.241.95/showthread.php?p=8152796"][/caption]

Aku, dan mungkin kami, kita semua mengharapkan senyum yang diberikan itu benar-benar senyum yang ikhlas. Bukan hanya sekedar sneyum karena sebuah system, yang sejatinya, tidaka sesuai dengan system pada diri organ si pemberi senyum itu. Dengan penuh pengharapan, senyum yang diberikan oleh makhluk tuhan yang sexi itu, sama nilainya dengan senyuman yang diberikan oleh Mba-Mba, Mbok-Mbok di pasar tradisonal, yang penuh keikhlasan kepada pembeli.

Senyuman yang ikhlas dari mereka yang ada di pasar tradisonal, sanggup menutupi raut muka mereka yang nampak lelah beraktifitas. Senyum yang sungguh membawa ketenangan bagi aku, sang pembeli. Senyum yang penuh dengan arti persaudaraan, dengan uluran tangan dan ucapan terima kasih yang tulus. Sebuah sikap yang keluar dari sebuah system yang fitri, system yang suci, jiwa kemanusian yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun