Mohon tunggu...
Inin Nastain
Inin Nastain Mohon Tunggu... lainnya -

Nikotin, Kafein, http://atsarku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mau Dibawa Kemana NU ku?

31 Maret 2010   14:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:04 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlalu berat sebenarnya, pertanyaan itu, bahkan mungkin lebih tepatnya, NGAWUR untuk pertanyaan itu, NGAWUR SENGAWUR-NGAWURNYA, mengingat tidak pernah terdaftar nama ku di jajaran pengurus organisasi (yang konon) terbesar itu. Ya, Saya bukanlah seorang NU secara structural.

Tapi, melihat “history” ibu-bapak, kakek-neneku dan seterusnya ke atas, yang senantiasa membawakan aku dan anak-cucu yang lain “berkat” dari tahlil dan Marhabanan (yang konon, merupakan ciri khas NU), aku mencoba untuk menyatakan diri sebagai kaum Nahdliyin (alasan lainnya, karena jam berapapun shalat subuh aku lakukan, aku senantiasa pake Qunut).

Berbekal dari “merasa” NU secara cultural itulah, aku melanjutkan (mungkin) ke kurang ajaran ku (yang mudah-mudahan tidak dianggap qolilul ‘adab) untuk sedikit bertanya mau dibawa kemana NU ku?

Pasca pelaksanaan muktamar NU ke- ke-32 yang berlangsung di Asrama Haji Sudiang, Makassadi sejak tanggal 23 sampai (kalau tidak salah) 28 Maret lalu, secara resmi menetapkan almukarrom KH. Prof Dr. Said Agil Siradj, pengasuh pondok pesantren Kempek, Cirebon, Jawa-Barat (yang saya yakin almukarrom masih memiliki waktu banyak untuk duduk sila di depan santri-santri nya mengajarkan kitab kuning), menjadi orang nomor satu di PBNU, menggantikan KH Drs. Hasyim Muzadi, sebagai ketua Tanfidziyah.

Bukan, sama sekali bukan meragukan kapabilitasnya sebagai Profesor yang Kiyai (atau Kiyai yang Profesor?) yang tentunya kemampuan akademik dan pesantrennya tidak diragukan lagi. Namun, Kita (khususnya Saya, lagi-lagi dengan ke “pongahanku”), masih sangat merindukan sosok Almarhum K.H Abdurrahman Wahid (Gusdur). Gusdur, yang dengan segala keterbatasannya, mampu mengatakan “tidak,” meskipun konskwensi logisnya, di cap sebagai “pembangkang” ketika memang harus mengatakan “tidak” Gusdur, yang dengan segala “ke embeling an” nya, berani mengatakan “HAM harus ditegakkan, meskipun itu kaum minoritas” Sosok yang harus diakui tidak hanya membawa NU berperan dalam kancah internasional, namun juga telah berhasil membawa Indonesia di hargai oleh bangsa lain.

Tidak, tidak berarti ingin memvonis Sang Kiyai Profesor terlalu manut dengan penguasa (yang sejatinya mesti jadi pemimpin), sehingga ditakutkan NU kedepan (lagi-lagi) hanya dimanfaatkan oleh segelintir golongan yang memakai bendera “anu” untuk meraih kekuasaan sehingga kemudian lupa kepada ummat, yang sejatinya menjadi tanggung jawab mereka, tidak sama-sekali.

Meskipun nama organisasi ini Nahdlatul ‘Ulama, yang (kalau tidak salah ) memilki arti kebangkitan para ‘ulama, namun tidak lantas kemudian menjadi kebangkitan ‘Ulama dalam artian duduk manis di kursi nan empuk yang kemudian melupakan santri-santri di ”kobong-kobong” yang tidur sambil menahan “geli” dicubit oleh Tumbila dan ummat, kaum nahdliyin di kampong yang tidak tahu dalil kenapa mereka harus Tahlil, Marhabanan dan Qunut saat shalat Subuh.

Semoga dengan latar belakang akademis dan kepesantrenan, KH Prof. Dr Dr. Said Agil Siradj mampu membawa NU dan Indonesia berperan dalam menyelasikan masalah yang bener-bener bijak di kancah internasional, sehingga saya tidak lagi tersenyum simpul (karena malu) ketika menjawab “saya habis tahli,”saat ditanya “dari mana?” oleh seorang (dan mungkin beberapa orang) temen.

Salam ta’dzim ku untuk KH Prof. Dr Dr. Said Agil Siradj, ketua Tanfidziyah NU, KH Sahal Mahfudz, ketua Syuriyah dan almukarrom Kiyai-kyai yang lain, Aku akan senantiasa membutuhkan bimbingan dan wejangan Panjenengan semua, Kiyai….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun