Teruntuk Sindo,
Putraku tercinta.
Selamat hari jadimu yang ke 25 tahun nak. Maaf tak bisa menjadi teman perjalananmu kali ini, juga perjalananmu 5 tahun kebelakang, butuh sepasang kaki dan hati yang utuh untuk tetap gagah menuju puncak, dan kau tahu ayah sudah kehilangan sebelahnya masing-masing karena kecelakaan itu, sebelah kaki kanan dan seorang Istri. Tapi sungguh, kamu adalah teman pendakian terbaik ayah setelah Ibumu.
Sedikit pesan untukmu nak, beberapa pesan tepatnya, yang entah sudah pernah ayah berikan atau mungkin sudah ayah ulang-ulang, dan maaf ini masih akan terus ayah ulang selama ayah masih menjadi ayahmu di dunia, karena begitulah tugasku sebagai ayah, menjadi pengingat untukmu yang masih muda dan bergejolak.
Nak, jadilah semakin dewasa dalam menjalani kehidupan, belajarlah dari orang-orang yang bisa kau temui di puncak, belajarlah dimanapun tentang apa yang bisa membuatmu semakin dewasa, karena tak ada sekolah untuk belajar kehidupan, sebab kehidupan itu sendirilah sekolahnya.
Nak, jadilah semakin kuat sebagai pria karena ayah sudah tak lagi bisa menjagamu, sudah waktunya kau menjaga dirimu sendiri, menjaga Mega adik perempuanmu dan akan ada kalanya kau harus menjaga orang-orang yang kau cintai kelak, istrimu, anak-anak hebatmu, seluruh keluargamu.
Nak, berbaktilah pada orang yang lebih tua darimu, karena begitulah ayah diajarkan turun temurun, mereka jauh lebih dulu mengenal kehidupan, walau terkadang mereka menyebalkan dengan segala petuahnya, walaupun mereka sedikit angkuh dengan pengalamannya, tetap hormati mereka, karena sungguh pria sejati itu harus memiliki sopan santun yang baik, budi pekerti yang luhur.
Nak, jagalah cintamu pada-Nya, imanmu, takwamu, shalatmu. Peliharalah semua ciptaan-Nya, alam-Nya yang tak perlu ayah jelaskan lagi betapa indahnya, juga perhiasan terindah-Nya yaitu wanita, jangan pernah merusaknya, puncak rinjani sekalipun tak seindah surga-Nya kelak nak, maka ingatlah untuk tetap mengejar akhirat-Nya.
Nak, tahukah kau mengapa ibu menamai adikmu Mega? Itu adalah puncak pertamanya, memang masih jauh tingginya dari mahameru, tapi puncak itu sangat bersejarah untuknya, untuk Kami, karena disanalah Kami bertemu untuk pertama Kali. Dan kau tahu kenapa ibu menamaimu Sindoro? Karena disanalah ayah melamarnya, memintanya menjadi kawan sependakian, bukan hanya untuk mendaki gunung, namun mendaki kehidupan yang jauh lebih terjal.
Nak, kalian adalah representasi kami atas kecintaan kami pada alam, kenangan-kenangan indah Kami yang terabadikan dalam sebuah nama, doa kami agar kalianpun turut menjaga dan mencintai alam ini. Sindoro dan Megaku, jadilah kalian benih-benih manusia yang bermanfaat bagi sesama, kemanapun, dimanapun, Dan kapanpun. Raih mimpi-mimpi kalian, doa kami selalu menyertai. Teruslah mendaki jika kalian ada waktu, takhlukan puncak-puncak yang belum kalian daki, bukan..bukan menakhlukan puncaknya, karena tak pernah ada puncak yang bisa ditakhlukan. Tapi takhlukan puncak egomu, puncak nafsumu, puncak keangkuhanmu, karena itulah sebaik-baiknya hasil sebuah pendakian.
Sekali lagi selamat ulang tahun Muhammad Sindoro Prama, putra pertamaku, putra terrbaikku. Semoga perjalananmu Kali ini lebih menyenangkan. Sampaikan salam dari mendiang Ibumu Dan ayah disini untuk 3.726 mdpl.
Salam Terkasih,
Alam Prama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H