berlin1-577004efbf22bd29143a8a19.jpg
Saniscara Wage Prangbakat 5 Mei 2012, yang bertepatan dengan rahinan Purnama Jiyesta (purname kesepuluh), umat Hindu di Berlin (Jerman) melaksanakan upacara suci pemlaspasan dan ngenteg linggih Pura Tri Hita Karana. Upacara Pemlaspasan dan Ngenteg Linggih ini merupakan puncak dari rangkaian upacara yang di perjuangkan sejak lama oleh umat Hindu di Berlin yang tergabung dalam kelompok Nyama Braya Bali (NBB) Berlin dalam rangka menfungsionalkan keberadaan Pura Tri Hita Karana yang sejak didirikan oleh pemerintah Jerman di tahun 2003 hanya berfungsi sebagai object wisata untuk memperkenalkan kebudayaan Bali kepada masyarakat Jerman dan pengunjung Taman
Wisata Marzhan.
berlin2-57700504f49273b00944dfbd.jpg
Dan sejak tahun 2012 Pura Tri Hita Karana akhirnya dapat di fungsikan sebagaimana layaknya sebuah Pura Hindu sebagai tempat persembahyangan memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bersamaan dengan upacara tersebut juga dilangsungkan upacara pawintenan salah satu semeton bali yang berdomisili di berlin yakni Ibu Dayu Anom selaku pinandita di pura tri hita karana berlin. Pinandita Dayu Anom, wanita kelahiran Griya Sampyang Gianyar, selain memang di tuakan di Berlin beliau juga di griya kelahirannya dari garis keturunannya banyak yang menjadi pemimpin upacara (Pandita). Seperti memang sudah di takdirkan untuk juga menjadi pemimpin kerohaniawan di Pura tri Hita Karana Berlin, semenjak proses pemilihan hingga upacara pawintenan yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Yoga dari Grya Tunjuk, Marga, Tabanan, dibantu oleh Jero Mangku Nyoman Sudarsa dari Dusun Geluntung Kelod Desa Petiga Marga Tabanan, semuanya berjalan dengan lancar.
Menurut penuturan pinandita dayu anom, semenjak resmi menjadi pinandita di pura di berlin, persembahyangan purname, tilem , kajeng kliwon beserta rahinan besar umat hindu selalu rajin beliau laksanakan dan beliau pimpin di Pura Tri Hita Karana berlin. Umat yang hadir bersembahyang tidak hanya di dominasi oleh umat hindu dari semeton NBB tempek berlin tapi juga diikuti oleh tamu pengunjung taman wisata Marzhan. Bahkan pejabat serta pegawai taman wisata ada yang secara rutin mengikuti persembahyangan bersama di Pura.
Student Indonesia yang berasal dari jawa yang sedang kuliah di berlin bahkan juga ada yang secara rutin mengikuti persembahyangan di Pura. Student yang dari jawa tersebut, kedua orang tuanya sesungguhnya bukan beragama hindu, namun entah kenapa student tersebut katanya sering bermimpi dan seperti terpanggil dan diarahkan oleh mimpinya untuk bersembahyang di Pura Berlin. Dan setelah mengikuti persembahyangan di Pura Tri Hita karana, student tersebut yang sekarang sudah lulus dan sudah mendapatkan pekerjaan di berlin mengatakan menjadi merasa tenang dan rejeki yang ia terimapun katanya lancar.
berlin3-57700531f49273e60944dfba.jpg
Pejabat Taman Wisata Marzahn, Ibu Beate Reuber sebelumnya pernah juga mengatakan secara pribadi kepada umat Hindu di berlin bahwa setiap kali memasuki Pura Hindu ini selalu merasakan sesuatu yang berbeda (seperti ada getaran jiwa), oleh karenanya beliau mendukung upacara apapun yang dilaksanakan di Pura Tri Hita Karana, karena beliau meyakini di dalam Pura terdapat „jiwa“ yang hidup.
Diluar kegiatan pinandita dayu anom selaku pelayan umat sekaligus pelayan Ida Sang Hyang Widhi di Pura Tri Hita Karana, pinandita dayu anom juga sering mendapatkan undangan untuk „membersihkan“ atau memprayastista atau melukat rumah orang asli jerman di berlin. Tidak hanya itu orang amerika yang sedang bertugas di berlin setiap kali ikut sembahyang di pura berlin selalu minta tirta wangsupada yang mereka yakini selalu merasa segar dan mendapatkan energi baru setelah minum air suci tersebut.
berlin4-577005459993732c0b8e9e38.jpg
Dengan segala kerendahan hatinya, pinandita dayu anom mengatakan sangat beryukur dengan keberadaan Pura tri Hita Karana di kota dimana ia berdomisili. Keinginan sedari dulu untuk menjadi seorang pelayan umat sekaligus pelayan Ida Sang Hyang Widhi bisa ia wujudkan. Dan yang terpenting bisa ikut ngajegang Hindu di luar negeri. Dengan adanya Pura Tri Hita Karana, umat hindu yang tergabung dalam NBB Tempek Berlin semakin rajin sembahyang ke pura dan jumlahnyapun semakin hari semakin bertambah, tidak hanya dari etnis bali tapi juga dari etnis jawa serta warga asing yang berdomisili di Berlin.
Umat Hindu NBB Jerman yang sudah di Winten
jerman1-5770056bf49273d90944dfb9.jpg
Selain ketiga pinandita diatas, sesungguhnya masih terdapat beberapa semeton NBB Jerman yang sudah juga di winten (di sucikan) di Pura yang ada di Eropa. Nyoman Suyadni Mindhoff (dari Köln) bersama Made Agus Wardana (dari Belgia) juga sudah di winten di Pura Agung Santi Bhuana dan mereka sering menjadi pengabih (asisten) pinandita di Pura Belgia. Begitu juga dengan Luh Swandeni Schroeder (dari Hamburg) sudah juga di winten di Pura Sangga Bhuana Hamburg dan sering menjadi pengabih pinandita Pura Hamburg. Ibu Gusti Ayu Suputri Sudjiwa (dari Berlin) dan Ketut Warsini (dari Berlin) sudah juga di winten di Pura Tri Hita Karana Berlin dan sudah sering juga menjadi pengabih pinandita Pura di Berlin.
Dari keseluruhan pinandita ataupun semeton yang sudah di winten diatas mengatakan keberadaan Pura di Eropa sangat membantu dalam mempersatukan dan meningkatkan jumlah umat Hindu di Eropa.
*Foto Dokumen Pribadi
Lihat Travel Story Selengkapnya