Mohon tunggu...
Agung Beny
Agung Beny Mohon Tunggu... Tutor - Email

agungbenysaputra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Performa BUMN Sektor Ketenagalistrikan (PLN)

7 Juni 2021   18:38 Diperbarui: 7 Juni 2021   18:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang ketenagalistrikan pasti tidak terlepas dari yang namanya listrik. Listrik di Indonesia dikelola atau diatur oleh PLN. By the way, ada yang tau gak PLN itu kepanjangannya apa??? Pasti ada yang tau dan juga ada yang belum tau (hehehehe just kidding). PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan BUMN. Jadi disini saya akan membahas tentang “Performa BUMN Sektor Ketenagalistrikan (PLN)”.

Sebelum memulai pembahasan, saya ingin membuka pikiran. Pernahkan anda merasakan mati listrik ketika sedang asik-asiknya nonton film??? Pasti pernah dong, tidak mungkin tidak. Tetapi disini jangan langsung mengambil kesimpulan terlebih dahulu yaaa....

Kenapa si kita pernah mengalami mati listrik???

Bisa dibayangkan jumlah populasi manusia di Indonesia sebesar 270,20 juta (sumber BPS – September 2020) dan jumlah kapasitas listrik di Indonesia sekitar 57.822 MW (sumber PLN – 2018). 

Asumsikan satu rumah dalam satu bulan menggunakan listrik sebesar 642,83 kWh. Artinya dengan kapasitas listrik yang dipunya untuk dikonsumsi seluruh masyrakat Indonesia bisa dikatakan cukup jika jaringan listriknya tidak mengalami trouble. Namun jika mengalami trouble, maka PLN akan melakukan pemadaman listrik.  Lalu jika PLN menghasilkan listrik yang jumlahnya sangat banyak, tentu tidak bagus. Jadi begini, Kebutuhan Energi (KE) dan Penyediaan Energi (PE). 

PE ≤ KE, maka sebagian kebutuhan energi tidak terpenuhi. Artinya terjadi pemadaman, penghentian produksi dan lain-lain. Jika PE >> KE, maka fasilitas tidak efisien dan harga energi mahal. Makanya PLN harus menyeimbangkan antara penyedia energi dengan kebutuhan energi. Jadi PLN jangan sampai memiliki kapasitas daya yang berlebih. Seperti pada saat permasalahan di JAMALI (Jawa, Madura dan Bali), dimana PLN memiliki kapasitas sebesar 34.550 MW dan belum digunakan secara optimal karena PLN kesulitan menjual daya ke masyarakat.

Menurut pendapat saya performa PLN saat ini sudah cukup baik, dimana wilayah Indonesia sudah mencapai rasio elektrifikasi sebesar 99,20%. Namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti perbaikan lapangan secara langsung, pemeliharaan jaringan dsitribusi, gardu induk, trafo dan lain-lain. Lalu PLN perlu menerapkan Energi Baru Terbarukan (EBT), dimana saat ini kita perlu warning dari sekarang terkait energi fosil yang akan segera habis.  Lalu menggunakan teknologi smart grid. Jika itu bisa diterpakan maka PLN akan menjadi perusahaan BUMN yang baik (Good Corporate Governence)

Sekian, mohon maaf bila ada salah penulisan kata atau kalimat. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan, karena blog ini sifatnya sama-sama belajar.

Terimakasih....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun