Mohon tunggu...
abelxevalaa
abelxevalaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

jarang nulis, tapi sekali nulis pasti incredible

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cegah Kasus Pelecehan Seksual dengan Psikoedukasi Pendidikan Seksual

20 Agustus 2024   11:45 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:56 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Ruang kelas 6, SDN TUlusrejo 3Malang, 26 Juli 2024/dokpri

Pendidikan seksual perlu diberikan sejak anak usia dini, pendidikan seksual bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan dengan anak. Pendidikan ini justru sangat bermanfaat untuk mencegah anak dari tindakan kekerasan seksual. Pendidikan seksual menjadi penting bagi anak dengan situasi kerentanan yang kini semakin tinggi. Kasus kekerasan atau pelecehan seksual pada anak semakin besar. Apalagi, banyak kasus yang dilaporkan terjadi akibat kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat anak.

Catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2023 menunjukkan, dari 3.877 kasus pengaduan yang masuk, sebanyak 1.866 aduan terkait kasus perlindungan khusus anak. Kasus pengaduan tersebut didominasi oleh kasus kekerasan seksual. Selain itu, sebanyak 262 kasus pengaduan kekerasan pada anak dilakukan oleh ayah kandung dan 153 kasus dilakukan oleh ibu.

Pendidikan seksual bertujuan untuk mendukung dan melindungi perkembangan seksual anak, serta memberikan mereka informasi, keterampilan, dan nilai-nilai positif. Ini membantu mereka memahami dan menghargai seksualitas, serta bertanggung jawab terhadap tubuh, kesehatan, dan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Ketika anak-anak belajar tentang kesetaraan dan rasa hormat dalam hubungan melalui pendidikan seksual, mereka dapat lebih mudah mengenali orang dan situasi bahaya yang dapat mengancam keselamatannya

 Mahasiswa turut berkontribusi dalam menumbuhkan kesadaran dan menanamkan pentingnya pendidikan seksual kepada siswa Sekolah Dasar untuk mencegah kekerasan dan pelecehan seksual. mahasiswa tersebut tergabung dalam (PMM) pengabdian memberdayakan masyarakat kelompok 105 gelombang 4 yang terdiri dari 5 orang anggota dari Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Kelompok ini dibimbing oleh Titik Agustiyaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai dosen pembimbing lapang (DPL). Kelompok PMM ini membuat program kerja langsung turun ke lapangan untuk merealisasikan program kerja dan berkontribusi  secara langsung dengan para siswa selama satu bulan rangkaian program kerja.

Gambar 2. Ruang kelas 6, SDN TUlusrejo 3 Malang, 26 Juli 2024/dokpri
Gambar 2. Ruang kelas 6, SDN TUlusrejo 3 Malang, 26 Juli 2024/dokpri

Saat program tersebut berlangsung untuk siswa kelas 5 dan 6 di SDN Tulusrejo 3 Malang. Suasana kelas dipenuhi dengan semangat dan rasa ingin tahu siswa, dan terkait materi yang disampaikan mencangkup pentingnya memahami kesehatan alat reproduksi, perubahan yang terjadi selama masa pubertas, serta cara-cara untuk melindungi diri dari kekerasan seksual. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang bermanfaat bagi siswa dalam menghadapi perubahan yang akan mereka alami serta untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang tepat.

Setelah penyampaian materi, siswa diajak bernyanyi bersama lagu "Kujaga Diriku" dan "Masa Pubertas" Aktivitas bernyanyi ini tidak hanya menambah keceriaan, tetapi juga memperkuat pesan yang disampaikan dalam materi. Siswa terlihat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan ini. Kegiatan berakhir dengan suasana positif, di mana siswa merasa lebih siap menghadapi masa pubertas dan lebih memahami pentingnya menjaga diri.

Kepala Sekolah SDN Tulusrejo 3, Slamet Ansori, S.pd, di Malang, Kamis (18/08/2024), mengatakan bahwa pendidikan seksual di SDN Tulusrejo 3 sudah tersedia di kelas 5 dan kelas 6, sehingga dengan adanya mahasiswa PMM yang mengadakan psikoedukasi terkait pendidikan seksual dapat menambah wawasan para siswa dengan metode penyampaian yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.

"Di sekolah sudah ada pendidikan seksual di dalam kurikulumnya mbak. Dan saya berharap mbak-mbak mahasiswa dapat menambahkan materi terkait pendidikan seksual dari sudut pandang psikologi dengan penyampaian yang sesuai dengan umur mereka dan lebih menyenangkan sehingga mudah dipahami oleh para siswa", ungkap nya.

Setelah dilaksanakannya serangkaian kegiatan terkait pendidikan seksual bagi siswa Sekolah Dasar yang dimulai pada 26 Juli - 1 Agustus 2024. Salah satu siswa Azka, kelas 6 SDN Tulusrejo 3 memberikan pendapat terkait kegiatan psikoedukasi yang diberikan oleh mahasiswa UMM yang sedang melaksanakan pengabdian. "Saya merasa senang bisa ikut kegiatan ini kak. Sebelumnya, saya tidak tahu banyak tentang perubahan yang terjadi saat pubertas. Sekarang, saya mengerti lebih baik tentang kesehatan alat reproduksi dan bagaimana cara menjaga diri. Materinya mudah dipahami, dan saya suka saat kita bernyanyi bersama. Itu membuat saya merasa lebih percaya diri untuk berbicara tentang hal ini dengan teman-teman. Terima kasih sudah memberikan pengetahuan yang penting!", ujarnya.

Penulis : Abel Xevala Rievtie, Nabiella Hasna Halisa, Sarini Winda Arianti, Luthfiatuz Zahro', Farel Fauziah Aini

PMM Bhaktiku Negeri Gelombang 4 Kelompok 105

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun