Mohon tunggu...
Abellia Setya Danisa
Abellia Setya Danisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seputar puspaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puspaga sebagai Jembatan antara Orang Tua dan Anak dalam Era Digital

4 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 4 Desember 2024   14:54 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selanjutnya, wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait, seperti konselor dari PUSPAGA, orang tua yang telah mengikuti program konseling, dan anak-anak yang terlibat dalam kegiatan PUSPAGA, digunakan untuk menggali pengalaman nyata dalam menghadapi tantangan komunikasi di era digital. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang bagaimana program-program yang disediakan oleh PUSPAGA membantu meningkatkan hubungan orang tua dan anak, serta bagaimana peran teknologi mempengaruhi proses komunikasi mereka. Melalui wawancara ini, diharapkan dapat ditemukan pola-pola umum tentang efektivitas layanan yang diberikan, serta bagaimana PUSPAGA mampu menjembatani kesenjangan antara orang tua dan anak terkait penggunaan teknologi.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis tematik, di mana data yang dikumpulkan dari wawancara akan dikelompokkan dalam tema-tema yang relevan, seperti tantangan orang tua dalam mengelola teknologi, perubahan pola komunikasi dalam keluarga, serta dampak positif dari program PUSPAGA. Dengan pendekatan ini, artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai peran PUSPAGA dalam membantu keluarga beradaptasi dengan perkembangan teknologi, memperbaiki komunikasi antara orang tua dan anak, serta menciptakan keluarga yang lebih sehat dan harmonis di tengah kemajuan digital yang semakin pesat.

Pembahasan 

Perkembangan teknologi digital, terutama internet dan media sosial, telah merubah cara orang berinteraksi, termasuk dalam lingkungan keluarga. Anak-anak dan remaja yang tumbuh di era digital seringkali lebih terpapar kepada informasi yang dapat diakses melalui perangkat seperti ponsel pintar, komputer, atau tablet. Meski teknologi ini memiliki banyak manfaat, seperti kemudahan berkomunikasi dan akses ke berbagai informasi edukatif, penggunaan teknologi yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah. Anak-anak dapat terpapar pada konten yang tidak sesuai dengan usia mereka, berisiko mengalami kecanduan gadget, atau bahkan mengalami gangguan psikologis akibat interaksi yang tidak sehat di dunia maya, seperti perundungan daring atau pengaruh sosial media yang negatif.

Di sisi lain, orang tua sering merasa kesulitan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan media sosial yang cepat berubah. Banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana cara mengawasi penggunaan perangkat digital oleh anak-anak mereka, atau merasa kurang mampu untuk berbicara mengenai teknologi dengan cara yang efektif dan mendidik. Hal ini terkadang menyebabkan kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak. Sementara itu, anak-anak dan remaja, yang lebih cenderung menghabiskan waktu mereka di dunia maya, seringkali merasa bahwa orang tua tidak memahami kebutuhan dan cara mereka berinteraksi dengan teknologi. Kesenjangan ini bisa memicu ketegangan dalam hubungan keluarga, sehingga memengaruhi kualitas komunikasi dan bahkan menciptakan jarak emosional.

Dalam konteks ini, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) berperan penting sebagai lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan antara orang tua dan anak dalam mengelola penggunaan teknologi. PUSPAGA memberikan berbagai program yang dirancang untuk memperbaiki komunikasi dalam keluarga, dengan fokus khusus pada pengelolaan hubungan yang sehat di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Layanan yang diberikan oleh PUSPAGA mencakup konseling keluarga, pelatihan keterampilan komunikasi, serta penyuluhan mengenai dampak teknologi terhadap perkembangan anak. Melalui layanan ini, PUSPAGA membantu orang tua untuk lebih memahami dunia digital dan memberikan panduan praktis untuk membimbing anak-anak mereka dalam menggunakan teknologi dengan bijak.

Salah satu program unggulan PUSPAGA adalah konseling keluarga yang bertujuan untuk membuka saluran komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dan anak. Dalam sesi konseling ini, para konselor memberikan ruang bagi setiap anggota keluarga untuk berbicara dan mendengarkan dengan empati. Fokus utama dari konseling adalah untuk membantu orang tua memahami perspektif anak-anak mereka, serta memberikan anak-anak kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka terkait penggunaan teknologi. Dengan cara ini, PUSPAGA membantu mengurangi kesalahpahaman antara orang tua dan anak, serta mendorong terbentuknya komunikasi yang lebih terbuka dan konstruktif. Selain itu, konseling juga mengajarkan orang tua untuk mengembangkan keterampilan dalam mengelola emosi dan menyikapi perubahan perilaku anak akibat pengaruh dunia digital.

Selain konseling, PUSPAGA juga memberikan pelatihan keterampilan komunikasi yang dirancang untuk memperbaiki interaksi dalam keluarga. Keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting, terutama di dunia digital yang sering kali dipenuhi dengan misinterpretasi atau konflik akibat komunikasi melalui teks atau pesan singkat. Dalam pelatihan ini, orang tua diajarkan bagaimana cara berbicara dengan anak-anak mereka dengan cara yang penuh perhatian dan empati. Mereka juga diajarkan bagaimana memberikan pengarahan mengenai penggunaan teknologi secara bijak tanpa terkesan mengatur atau mengontrol secara berlebihan. Pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan dialog yang lebih sehat dan membangun kepercayaan antara orang tua dan anak dalam menghadapi tantangan dunia digital.

PUSPAGA juga memperkenalkan program penyuluhan mengenai dampak teknologi terhadap perkembangan anak. Banyak orang tua yang mungkin belum sepenuhnya menyadari dampak negatif dari penggunaan teknologi yang berlebihan, seperti gangguan tidur, kecemasan, depresi, atau penurunan prestasi akademik akibat kecanduan game atau media sosial. Melalui penyuluhan ini, PUSPAGA memberikan informasi yang komprehensif mengenai efek jangka panjang dari penggunaan teknologi yang tidak terkontrol, serta cara-cara untuk menciptakan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata. PUSPAGA mengajarkan orang tua cara-cara untuk mengatur waktu layar anak-anak mereka dan menetapkan batasan yang sehat dalam penggunaan teknologi, sehingga anak-anak dapat berkembang dengan baik secara fisik, emosional, dan sosial.

Lebih dari sekadar memberikan solusi bagi masalah yang ada, PUSPAGA juga berfokus pada pencegahan. Program-program yang disediakan bertujuan untuk mengedukasi keluarga agar dapat menghindari masalah di masa depan. Melalui peningkatan kesadaran akan pentingnya pengawasan teknologi dan komunikasi yang terbuka, PUSPAGA memberikan bekal kepada orang tua untuk dapat membimbing anak-anak mereka dalam dunia digital yang penuh tantangan. Dengan memahami teknologi secara lebih mendalam dan membangun pola komunikasi yang lebih sehat, orang tua dan anak-anak dapat berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis, meskipun dunia luar dipenuhi dengan tantangan digital.

Namun, meskipun PUSPAGA telah memberikan kontribusi positif yang signifikan, tantangan dalam implementasinya tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya kesadaran sebagian orang tua tentang pentingnya pengawasan terhadap penggunaan teknologi anak mereka. Beberapa orang tua mungkin merasa bahwa teknologi adalah hal yang tidak dapat mereka kontrol, atau bahkan berpikir bahwa anak-anak mereka sudah cukup bijak dalam menggunakan perangkat digital. Oleh karena itu, penting bagi PUSPAGA untuk terus memperkuat program sosialisasi dan penyuluhan, serta menyediakan lebih banyak sumber daya untuk membantu keluarga memahami betapa pentingnya peran mereka dalam membimbing anak-anak di era digital ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun