Mohon tunggu...
Ally Willow
Ally Willow Mohon Tunggu... profesional -

Mari duduk dekat sini, ceritakan aku tentang sesuatu yang belum pernah ada!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyapa Kobar untuk Menuju Kejayaan

23 November 2011   14:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:17 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalur penerbangan menuju Pangkalan Bun, Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah yang memiliki icon Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dapatanda tempuh melalui Jakarta, Semarang, atau Surabaya. Ada tiga pilihan operator pesawat yang melayani rute penerbangan langsung ke Pangkalan Bun yakni Trigana Air Service, Kalstar Aviation, dan Aviastar Mandiri dengan harga berkisar di Rp400 ribu hingga Rp1 juta. Saat ini, Pangkalan Bun telah dikenal oleh lebih dari 34 negara di dunia karena memiliki Sebuah Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang menawarkan wisata alam hutan tropis. TNTP tidak hanya menyuguhkan keunikan tunggal primata langka yang dilindungi melainkan keanekaragaman ekosistem lainnya seperti burung spesies yang tak kalah langkanya. Jadi, anda tidak akan sia-sia jika memiliki keinginan untuk mengunjungi Pangkalan Bun di waktu libur anda.

Ketika anda memutuskan untuk mengisi waktu libur anda di Pangkalan Bun, makaalangkah baiknya jika anda menyiapkan segala sesuatunya dengan matang terutama fisik anda. Mengingat cuaca di kota ini terbilang ekstrim karena sewaktu-waktu cuaca mudah sekali berubah. Selain itu, jika anda ingin puas menjelajahi Pangkalan Bun, anda tidak hanya cukup mengagendakan waktu libur anda selama 3-4 hari saja. Sebaliknya, anda harus menyiapkan waktu libur anda paling tidak seminggu atau bahkan lebih. Setelah itu ada baiknya anda mencari informasi tentang agen perjalanan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat melalui situs internet. Hal ini akan memudahkan anda dalam mengatasi masalah transportasi ketika anda menginjakkan kaki di tanah "Marunting Batu Aji" ini. Selain itu, adanya pramuwisata yang mendampingi perjalanan anda akan sangat membantu anda dalammemperoleh setiap informasi yang benartentang objek wisata dan budaya yang ada. Biasanya, paket perjalanan yang akan ditawarkan oleh para agen perjalanan tergantung pada jumlah wisatawan juga lama hari perjalanan. Seperti halnya yang ditawarkan Borneo Hijau Travel yang menawarkan setiap paket hanya berlaku maksimal untuk 2 orang wisatwandan akan ada harga tambahan jika jumlah wisatwannya melebihi dari jumlah maksimal yang ditetapkan.

Untuk perjalanan 3 hari, agen perjalanan Borneo Hijau Travel akan memberikan harga Rp6,5 Juta dan Rp7,5 juta untuk perjalanan 4 hari. Sedangkan jika ada tambahan jumlah wisatwan dalam perjalanan itu maka per orang akan dikenakan harga tambahan sebesar Rp2.750.000 untuk 3 hari dan Rp3.250.000 untuk 4 hari perjalanan. Semua harga yang ditawarkan itu tidak termasuk fasilitas menginap di cottage Bana yang lokasinya berseberangan dengan kawasan TNTP. Kendati anda tidak menginginkan tidur di sebuah cottage, anda tidak perlu kawatir karena anda tetap bisa tidur di dalam kelotok wisata yang akan membawa anda ke TNTP. Selain fasilitas kamar dan tempat tidur, kelotok wisata yang sudah disiapkan para agen perjalanan juga menyediakan fasilitas kamar mandi dan WC, seorang koki yang akan menyiapkan kebutuhan makan anda sesuai dengan paket perjalanan yang dipilih, seorang motoris, dan tentunya seorang pramuwisata yang akan menemani perjalanan anda.

Biasanya, perjalanan menuju TNTP yang memakan waktu hingga 4-5 jam akan dimulai kala sore hari dengan menggunakan kelotok wisata yang merupakan bagian dari fasilitas paket perjalanan. Hal itu dikarenakan anda harus sampai ke tempat feeding orangutan pada pukul 09.00 waktu hutan TNTP yang lebih cepat satu jam dari jam anda. Pukul 09.00 itu merupakan waktu makan pagi orangutan yang juga diberlakukan sebagai jam kunjungan bagi para wisatawan yang ingin melihat orangutan dari jarak dekat secara langsung. Namun bagi kebanyakan wisatawan manca negara yang berkunjung ke TNTP akan dirasa belum lengkap jika belum melihat orangutan dengan segala usia seperti orangutan bayi atau anak-anak dan remaja, induk orangutan juga pastinya jantan dewasa yang menjadi raja orangutan di hutan TNTP. Sedangkan untuk melihat pemandangan lengkap seperti yang diharapkan kebanyakan wisatawan mancanegara itu sangat jarang sekali terjadi dalam sekali kunjungan ke tempat feeding, terlebih kala musim buah datang. Karena ketika musim buah, ketersediaan sumber makanan di dalam hutan TNTP berlimpah sehingga menyebabkan jarangnya orangutan yang mau berdatangan ke tempat feeding.

Dalam sehari, jadawal pemberian makan dilakukan dua kali yaitu pukul 09.00 dan 15.00 waktu hutan TNTP. Pemberian makan dilakukan oleh para staf Orangutan Foundation Internasional (OFI), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Internasional yang merupakan mitra kerja Balai TNTP dalam upaya pelesatarian orangutan dan hutan TNTP. Oleh karena itu, para wisatawan yang datang ke tempat feeding akan lebih dari sekali. Bahkan tidak jarang pula, wisatawan harus melakuan tracking ke dalam hutan dengan jarak berkilo-kilo meter untuk bisa melihat orangutan secara lengkap. Maka bersyukurlah anda jika dalam sehari kunjungan ke tempat feeding, anda sudah bisa melihat semuanya.

Alasan lain mengapa perjalanan anda harus dimulai pada waktu sore hari karena anda akan melihat berbagai kawanan burung berbagai spesies yang hanya ada di hutan TNTP seperti Bangau Kaki Merah di waktu pagi hari. Selain itu, di kala sore hari, saat anda mulai menyusuri Sungai Sekonyer, anda disuguhkan pemandangan lain seperti gerombolan para bekantan yang akan mencari tempat peristirahatan mereka di pepohonan sepanjang tepi sungai. Juga anda akan merayakan candle light dinner anda dengan taburan cahaya kunang-kunang yang tumpah ruah di sepanjang sungai. Pemandangan itu akan menyulitkan anda untuk membedakan antara kerlipan gemintang dan kunang-kunang.

Perlu juga anda ingat saat melakukan perjalanan ke TNTP, anda jangan lupa mengunjungi desa model wisata TNTP yaitu Desa Sekonyer. Desa tersebut dihuni oleh masyarakat asli yang masih menjaga tradisi budaya mereka. Di desa ini juga anda akan melihat warga yang melakukan aktivitas memahat patung dan membuat anyaman dengan bahan dasar daun nipah yang banyak di temukan di sepanjang Sungai Sekonyer dan rotan. Kemudian di Camp Harapan atau tepatnya Sebelum anda sampai di Camp Leakey, anda bisa melihat demplot tanaman obat dan berbagai tanaman anggrek yang hidup di hutan TNTP, serta anda pun bisa melakukan upaya reboisasi sebagai bentuk kepedulian anda dalam pelestarian hutan dengan menanam pohon yang telah disediakan oleh Balai TNTP.

Setelah semua dipastikan siap, anda dapat memulai perjalanan anda ke Kota Manis, Pangkalan Bun yang memiliki buah tangan batu mulia kecubung (Amesthy Stone) ini. Perjalanan anda pun akan dimulai sejak anda mendarat di Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, yang menyuguhkan pemandangan hutan kota. Saat anda keluar dari bandara dan menyusuri jalan satu-satunya yang mengantarkan anda ke pusat Kota Pangkalan Bun, jika anda beruntung anda akan melihat gerombolan monyet liar di antara lebatnya pepohonan hutan kota.

Perjalanan dari bandara menuju pusat kota hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit dengan ongkos Rp75 ribu untuk maksimal 3 orang penumpang. Berbagai kelas penginapan tersedia di pusat Kota Pangkalan Bun. Harga yang ditawarkan pun cukup memberi keleluasaan kantong anda, karena penawaran harga penginapan di Pangkalan Bundimulai dari Rp85 ribu hingga Rp600 ribu per malam. Bagi anda yang ingin berhemat, maka anda tak perlu kawatir memilih penginapan dengan harga Rp85 ribu per malam karena room service yang disuguhkan pun tidak akan mengecewakan.

Setelah anda menentukan penginapan yang sesuai dengan budget perjalanan anda, sebaiknya anda menyiapkan beberapa agenda perjalanan lainnya di Pangkalan Bun sebelum anda melakukan perjalanan ke TNTP dengan berjalan-jalan menyusuri kota. Seperti halnya mengunjungi salah satu cagar budaya Kalimantan Tengah yang ada di pusat Kota Pangkalan Bun yakni Istana Kuning (Yellow Palace) yang merupakan bangunan peninggalan zaman Kerajaan Kutaringin pada abad ke-18 yang sempat menjadi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gabungan Republik (DPRD-GR) pada zaman kemerdekaan. Selain itu anda pun bisa mengunjungi Astana Mangkubumi di Jalan Pakunegara yang lokasinya tidak jauh dari berdirinya Istana Kuningdi Jalan Diponegoro. Astana Mangkubumi ini merupakan kediaman pribadi para sultan pada masa jayanya Kerajaan Kutaringin. Maka tidak heran jika bentuk bangunan Astana Mangkubumi lebih terlihat seperti rumah yang hanya terbagi beberapa ruang seperti diantaranya ruang kamar tidur sultan, dapur dan beberapa ruang selasar pertemuan keluarga. Namun bangunan yang mengusung budaya dayak atau biasa dikenal sebagai jenis rumah adat Betang ini lebih mengandung historical yang kuat karena masih belum mengalami banyak perubahan dari bentuk aslinya. Selain masih banyak dijumpai benda-benda peninggalan kerajaan, di halaman belakang Astana Mangkubumi juga terdapat sebuah kolam pemandian. Konon, pemandian itu biasa digunakan para putri kerajaan. Sayangnya, kolam pemandian para putri kerajaan itu tidak begitu terawat dengan baik. Meski demikian, kolam pemandian para putri kerajaan itu masih kerap digunakan oleh beberapa pengunjung yang ingin meluruskan keinginan mereka dengan cara adat istiadat yang masih diyakini masyarakat setempat yang kemudian akan dilanjutkan dengan budaya adat Tampung Tawar atau acara adat membuang kesialan.

Selain, beberapa tempat budaya di Pangkalan Bun, anda bisa menyusuri Sungai Arut yang memberikan suasana kedaerahan masyarakat lokal. Anda juga bisa mengunjungi desa tertua di Desa Riam, Kecamatan Arut Utara dengan jarak tempuh 160 Km dari Pangkalan Bun. Selain berbagai budaya turun temurun yang masih berlaku di desa tersebut, banyak benda-benda bernilai budaya di Desa Riam seperti Tiang Pantar yang biasa digunakan dalam acara Tiwah. Sepanjang badan Tiang Pantar terdapat ornamen pahatan yang memiliki makna Kayauan yaitu persembahan kepala manusia. Setiap satu tiang pantar membutuhkan beberapa kepala manusia. Konon, asal keberadaan Tiang Pantar di desa ini merupakan bentuk penghormatan Patih Kuta Batu atas wafatnya sang ayah. Tiang Pantar juga bisa ditemukan di Desa Pandau, tepatnya setelah Desa Riam. Tiang Pantar di desa ini terkait dengan kematian tokoh dayak terkenal, Mas Petinggi Ringit yang menjabat sebagai Raja pada masa itu. Panjang Tiang Pantar yang menjulang ke atas ini memiliki panjang sekitar 20 meter. Pada badan tiang diukir motif kepala kara, keraya sapa, dan pantak atau tetat. Motif keraya sapa merupakan ukiran motif naga yang disitilir. Ukiran motif ini merupakan ukiran yang wajib disertakan pada pelaksanaan upacara kematian yang juga diukirkan pada peti mati. Sedangkan motif pantak atau tetat berupa ukiran berbentuk segitiga yang berarti jumlah kayauan untuk upacara kematian tersebut.

Benda lain yang tak kalah penting adalah Tempayan Harmaung Yadana yang digunakan sebagai lambang penghormatan dan persaudaraan. Keberadaan tempayan itu akan selalu ditempatkan di tengah rumah kepala desa yang tepatnya berada di atas plafon rumah.Hingga kini, ritual pemindahan tempayan dari kepala desa yang lama ke kepala desa yang baru menggunakan sesaji berupa korban sapi atau kerbau, dan atau babi. Sedangkan untuk memindahkan tempayan itu pun membutuhkan orang-orang khusus yakni orang kepercayaan yang dianggap sebagai kuncen tempayan tersebut secara turun temurun. Menurut penuturan warga setempat, kondisi tempayan akan menggambarkan sosok kepemimpinan kepala desa mereka. Jika semasa kepemimpinan kepala desanya korup maka kondisi tempayan pun akan terlihat kotor walau sering kali dibersihkan. Di leher tempayan terdapat beberapa kantung dari anyaman yang terdapat Batu Pinyang Laman di dalamnya. Kantung anyaman itu diikat mati sehingga tidak memungkinkan kantung-kantung anyaman itu bisa terjatuh dengan sendirinya. Namun jika sampai batu itu atau kantung anyaman tiba-tiba saja jatuh dengan sendirinya, maka bagi kepercayaan masyarakat yang masih menganut kepercayaan adat Kaharingan ini dipercaya sebagai sebuah pertanda buruk yakni akan ada musibah yang melanda desa itu.

Benda bernilai budaya lainnya adalah Sempundu atau patung berbahan kayu ulin yang berbentuk manusia yang sudah meninggal lengkap dengan tangan juga kaki, dan biasa dipajang di depan rumah. Sempundu, selain bisa dilihat di Desa Riam, juga bisa ditemukan di Desa Pangkut yang terletak sebelum Desa Riam. Kemudian ada Sejawan atau Sejahu yakni patung manusia yang sudah meninggal yang juga dibuat dari kayu ulin seperti Sempundu, hanya bedanya patung ini tidak dilengkapi kaki dan tangan. Lalu juga ada Sandung yaitu bangun kecil berbentuk seperti rumah adat dayak yang ditopang dengan tiang. Kegunaan Sandung adalah sebagai tempat menyimpan tulang belulang atau abu jenazah orang yang sudah meninggal. Sebelum disimpan di dalam Sandung, terlebih dahulu dilkukan upacara pengangkatan jenazah yang disebut dengan Pesta Tiwah. Tiwah merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah, khususnya dayak pedalaman yang menganut kepercayaan Kaharingan. Serta benda lainnya adalah Batu Pantar Dahiang yang konon dipercaya berasal dari seekor burung yang mati lalu menjadi batu.Pada masa hidupnya, burung itu terkenal sakti. Sehingga kini batu itu masih diberi sesaji karena dipercaya sebagai tempat pemujaan dan membayar niatan atau nadzar.

Untuk bisa melihat berbagai benda bernilai budaya di Kecamatan Arut Utara, anda tidak bisa hanya mengagendakan untuk satu hari mengingat jauhnya jarak tempuh dan kondisi jalan yang buruk. Karena dari 160 Km, hanya 40 Km yang merupakan jalan beraspal dan sisanya merupakan jalan bertanah yang berbukit terjal. Kendati di desa itu tidak ada penginapan, anda tak perlu kawatir karena masyarakat setempat sangat ramah dan terbuka. Jadi, anda tak perlu merasa sungkan dengan masyarakat setempat. Namun anda pun tetap memiliki pilihan lain jika telah berencana tidur di alam terbuka dengan menyiapkan berbagai peralatan camping setelah memutuskan untuk mengunjungi desa tertua di Kabupaten Kotawaringin Barat ini.

Setelah dirasa puas berjalan-jalan di daerah terujung Kabupaten Kotawaringin Barat, anda juga bisa mengunjungi Astana Alnursari yang berusia 144 tahun di Kecamatan Kotawaringin Lama. Astana ini merupakan tempat tinggal para keturunan Kerajaan Kutaringin sebelum dibangunnya Istana Kuning yang berada di pusat Kota Pangkalan Bun. Di sisi kiri astana terdapat Rumah Meriam Beranak yang berarsitektur rumah panggung dan juga berkonstruksi kayu ulin. Rumah ini menyimpan benda-benda pusaka dan berbagai benda yang dikeramatkan seperti Landasan Meriam berukir, Meriam Beranak yang terdiri dari 3 meriam besar berukir yang konon dipercaya 1 orang ibu, 2 orang lelaki beserta 5 meriam kecil yang disebut anak. Juga ada 3 buah Gong, Dayung berbagai bentuk, 1 buah Nekara Perunggu yang digunakan sebagai alat pemanggil hujan, dan Bejana Besi Perunggu yang digunakan sebagai wadah air pentasbihan.

Perjalanan ke Kecamatan Kotawaringin Lama hanya membutuhkan waktu 90 menit dari Pangkalan Bun dengan menggunakan speedboat. Di daerah ini juga anda bisa mengunjungi Masjid Kyai Gede. Arsitektur bangunan masjid yang indah ini memiliki ruang utama berukuran 16X16 meter dan ditopang oleh 4 tiang utama dan 32 tiang pendukung. Konon, setiap tiang utama memiliki nama yakni Hanun, Dayan, Burhan, dan Sultan. Tiang-tiang di masjid ini diukir oleh orang asli Suku Dayak. Selain ruang utama dan mihrab, juga dilengkapi ruang serambi yang menyimpan sebuah beduk yang usianya sama dengan usia Masjid Kyai Gede. Selain itu juga, anda juga bisa mengunjungi Makam Kyai Gede, Batu Belida yang merupakan sesembahan masyarakat Suku Dayak yang masih menganut kepercayaan Kaharingan, dan Makam Raja-Raja Kuta Tanah.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun