Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan pengoperasian Suroboyo Bus di halaman Gedung Siola, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu, 7 April 2018. Bus ini memiliki lebar 2,4 meter dan panjang 12 meter, berkelir merah dengan gambar patung Sura dan Baya di sisi samping kiri belakang dan samping kanan belakang bus. 8 unit Suroboyo Bus memiliki sasis dan mesin dari pabrikan otomotif Jerman Mercedes-Benz serta bodinya dirakit di karoseri Laksana, Ungaran, Jawa Tengah. Harga per unitnya Rp2,4 miliar.
Untuk keamanan, bus dilengkapi 12 CCTV, 3 CCTV dipasang di bagian luar bus, dan 9 lainnya di bagian dalam. Pintu bus memiliki sensor otomatis untuk menghindari terjadinya tangan atau kaki penumpang yang terjepit. Sama seperti Transjakarta, kabin bagian depan diperuntukkan bagi penumpang wanita dengan kursi berwarna merah muda, dan kabin bagian belakang untuk penumpang pria dengan warna kursi oranye.
Jumlah kursi pada bus berjumlah 40 kursi dan 30 penumpang berdiri, dengan total kapasitas 70 penumpang. Di dalam bus juga dilengkapi dengan tombol panic button yang bisa digunakan dalam keadaan darurat seperti kecelakaan atau kebakaran. Ketika tombol tersebut ditekan, alarm akan berbunyi, mesin bus otomatis mati, dan pintu bus terbuka otomatis.
Suroboyo Bus terhubung dengan Surabaya Inteligent Transportation System(SITS) yang pusat kontrolnya berada di Terminal Bratang dan Joyoboyo, yang membuat bus ini terbebas dari lampu merah. Ketika bus mendekati lampu lalu lintas, secara otomatis lampu akan menyala hijau. Bus didesain low entry(berlantai rendah) dengan sistem suspensi udara yang bisa diatur, sehingga ketinggian bus bisa diturunkan sampai 25 centimeter dari permukaan tanah untuk memudahkan akses keluar masuk penumpang. Selain itu, untuk akses kursi roda, juga tersedia papan yang dioperasikan dengan tuas di pintu tengah bus.
Saat ujicoba bus pada 29 Desember 2017, Suroboyo Bus ditargetkan beroperasi pada Januari 2018. Namun, target itu meleset. Pemkot Surabaya terkendala regulasi soal legalitas pengoperasian Suroboyo Bus sebagai angkutan publik di Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan belum didirikannya badan pengelola Suroboyo Bus yang bisa berbentuk UPTD atau BUMD.
Suroboyo Bus melayani penumpang mulai pukul 6 pagi hingga 10 malam dengan rute Terminal Purabaya-Joyoboyo-Halte Rajawali PP.
Untuk jalur Rajawali-Purabaya, rute yang dilalui adalah:
Halte Rajawali-Halte Jembatan Merah-Halte Veteran-Halte Tugu Pahlawan-Halte Alun Alun Contong-Halte Siola-Halte Tunjungan-Halte Simpang Dukuh-Halte Gubernur Suryo-Halte Panglima Sudirman-Halte Sono Kembang-Halte Urip Sumoharjo-Halte Pandigiling-Halte Mojopahit-Halte Raya Darmo-Halte Marmoyo-Halte Joyoboyo-Halte RSAL-Halte Margorejo-Halte UINSA-Halte Siwalankerto-Halte Kerto Menanggal-Terminal Purabaya
Untuk jalur Purabaya - Rajawali, rute yang dilalui adalah:
Terminal Purabaya-Halte Dukuh Menanggal-Halte Siwalankerto-Halte Taman Pelagi-Halte RS Bhayangkara-Halte UBHARA-Halte PUSVETMA-Halte Wonokromo-Halte Joyoboyo-Halte Museum BI-Halte Rumah Sakit Darmo-Halte Pandegiling-Halte Basuki Rahmat-Halte Kaliasin-Halte Embong Malang-Halte Blauran-Halte Pringadi-Halte Pasar Turi-Halte Masjid Kemayoran-Halte Indrapura-Halte Rajawali.
Bagi yang tidak ingin membawa sampah plastik, dapat menukarkan jenis-jenis sampah di bank sampah, drop box halte, dan drop box Terminal Purabaya yang telah bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau. Lalu, tukarkan sampah plastik tersebut dengan kartu setor sampah untuk ditukar dengan tiket yang bisa digunakan selama dua jam gratis. Saat ini, Pemkot Surabaya telah melibatkan tiga bank sampah,yakni Bank Sampah Induk Surabaya, Bintang Mangrove dan Pitoe.
Pengemudi Suroboyo Bus wajib memiliiki SIM B1 Umum, mengikuti tes praktek mengemudi, dan tes psikologi yang diberikan Dishub Surabaya. Saat ini, sudah ada 23 pengemudi yang sudah diseleksi, beberapa diantaranya merupakan mantan TKI pengemudi bus di Arab Saudi. Sementara peserta yang tidak lolos seleksi, akan ditugaskan sebagai helper.
Pemkot Surabaya berencana menambah 10 unit Suroboyo Bus tahun depan. Dengan penambahan ini, daya angkut Suroboyo Bus akan meningkat dua kali lipat lebih. Kehadiran Suroboyo Bus diharapkan dapat membuat masyarakat beralih ke transportasi umum yang pada akhirnya mengurangi kemacetan di kota Surabaya. Selain itu, dengan pembayaran tiket bus dengan sampah plastik, masyarakat diajak untuk lebih peduli menjaga kelestarian lingkungan. Suroboyo Bus juga ditujukan sebagai feeder dari proyek trem Surabaya dan sebagai alternatif pilihan trasnportasi masyarakat, bukan untuk mematikan angkutan umum yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H