Mohon tunggu...
Musang Sama
Musang Sama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ketika suara kebenaran telah diamputasi lidahnya, maka dendam akan selalu menganak-pinak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanda

4 Juni 2013   18:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:32 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala huru hara menerpa ketenangan batin
derai derai ombak memburu pesisirnya
dan badai hujan melanda
seonggok peristiwa agung muncul sebagai pertanda

penggalan penggalan kehidupan kini menjadi nyata
keangkuhan dan kegamangan meneriakkan senja senja bertudung matahari
dan langit hitam bernaung diatasnya

kekuasaan yang tak bertuah
menjadikan pengabdian sebagai spekulasi yang mandul
embrio embrio kehidupan tak lagi berarti
menerka nerka tanpa arti

Blandonga 4 juni 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun