Mohon tunggu...
AbieLabieba
AbieLabieba Mohon Tunggu... Guru - Belajar sebagai cara hidup

Sekolah Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Syukur; Beban yang Berat Lebih Baik Ditinggalkan

23 Desember 2024   23:18 Diperbarui: 23 Desember 2024   23:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beban berat milik para luar biasa," kata guru,
"Tapi waspadalah pada hati yang buta,
Jika motifnya dunia, bukan ridhoNya,
Azab Tuhan menanti di jurang kehancuran."

Kutatap, kulepas beban itu dengan rasa lega,
Sebab lebih baik menjadi sunyi yang menjaga,
Daripada suara riuh penuh dusta,
Lebih baik melangkah pelan dalam terang,
Daripada menjadi pahlawan palsu yang dikenang.

Aku tak mau menjadi ranting kering,
Yang jatuh dipatahkan badai tanpa arti,
Apalagi terbakar dalam api kebodohan,
Hanya demi pengakuan yang sebentar.

Biarlah syukurku ini tak hanya memuliakan,
Namun juga menjadi pesan bagi hati yang gelap,
Bahwa langkah di jalan sunyi adalah kejujuran,
Yang menolak tunduk pada sistem yang gelap.

Karena hidup, adalah memilih beban yang memuliakan,
Bukan jebakan dunia yang menjatuhkan,
Semoga syukur ini menjadi jalan terang,
Hingga hati tetap hidup,
Dalam keindahan makna yang Kau berikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun