Mohon tunggu...
abdul malik
abdul malik Mohon Tunggu... pegawai negeri -

(sudah bukan) seorang pns di negeri indonesia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

[Tragedi Oslo] Mengapa Media Barat Enggan Menyebutnya Teroris?

26 Juli 2011   02:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia terhenyak oleh aksi seorang Fundamentalis Kristen yang menggambarkan dirinya sebagai anggota KNIGHT OF TEMPLAR (pasukan suci perang salib) yang melakukan penembakan dan pengeboman di Norwegia. Aksinya tersebut mengakibtkan 76 korban jiwa. Diberitakan Reuters, Senin (25/7/2011), ketika peristiwa itu baru saja

terjadi, sejumlah media sempat membuat spekulasi siapa pelaku tindakan keji yang

menewaskan 93 orang tersebut. Di beberapa headline dan tajuk, tudingan pun

mengarah pada kaum muslim, terutama kelompok garis keras

Al-Qaeda.Belakangan, pelakunya diketahui seorang fundamentalis Kristen

bernama Anders Behring Breivik. Dia seorang pembenci muslim dan menganggap

dirinya sebagai tentara perang salib yang besar. Dia mengaku memiliki misi untuk

menyelamatkan orang-orang Kristen Eropa dari gelombang pengaruh

Islam.Nah, sebelum si pembantai itu ditangkap, media-media besar seperti

The Sun sudah menuding muslim di balik peristiwa tersebut. Bahkan, media milik

Rupert Murdoch itu sudah jelas-jelas menulis Al Qaeda di headline."Pembantaian Al Qaeda: Norwegia 9/11" judul banner media tersebut pada Sabtu, 23

Juli 2011.Meskipun pelaku kemudian diketahui memakai seragam polisi dan berambut pirang,

koran tersebut tetap menulis tersangka sebagai 'Islam fanatik' dan sang pembunuh

diduga sebagai 'orang yang berubah menjadi Al-Qaeda'.Editorial Wall

Street Journal juga ikut menulis: "Ketika kartun yang menggambarkan Nabi

Muhammad muncul di surat kabar Denmark pada musim gugur 2005 dan memicu kampanye

besar-besaran jihad melawan Denmark, maka Perdana Menteri Anders Fogh Rasmussen

menanggapi dengan pernyataan, "Kami merasa seperti kita Denmark telah

ditempatkan dalam sebuah adegan dalam film yang salah" kepada mingguan Jerman

Der Spiegel."Yang paling kontroversial adalah editorial media Amerika

Serikat The Washington Post yang ditulis oleh kolumnis Jennifer Rubin, yang

mengutip The Weekly Standard:"Kita tidak tahu apakah Al Qaeda

bertanggung jawab langsung untuk peristiwa hari ini, tetapi dalam semua

kemungkinan, serangan diluncurkan oleh beberapa 'ular naga' jihad. Jihadis

terkemuka telah meminta agar garis serangan ditujukan pada partisipasi Norwegia

dalam perang di Afghanistan," tulisnya.Dia juga menambahkan, dalam

analisis pribadinya:"Selain itu, ada hubungan jihad di sini: "Hanya

sembilan hari lalu, pemerintah Norwegia mengajukan tuntutan terhadap Mullah

Krekar, seorang yang berafiliasi dengan Al Qaeda, yang dengan bantuan dari Osama

bin Laden, mendirikan Ansar al Islam - sebuah cabang dari Al Qaeda di Irak utara

pada akhir 2001," sambungnya.Menarik dicermati, ketika motif sang pelaku telah dipublikasikan oleh aparat keamanan setempat, media-media barat kemudian balik badan. Alih-alih menyebut pelaku sebagai teroris, mereka lebih suka menyebutnya sebagai 'MADMAN'.Mungkin hal ini yang membuat seorang komentator Inggris kelahiran Irak, Adnan Al Daini, sampai membuat pernyataan "Istilah 'tak bersalah sampai terbukti bersalah' telah digantikan 'bersalah

sampai terbukti tak bersalah' ketika menyangkut kaum muslim," kata komentator

Inggris kelahiran Irak, Adnan Al Daini, di www.huffingtonpost.com. Jadi, rupanya benar bahwa istilah teroris saat ini tidak digunakan secara umum, tapi lebih kepada stigmatisasi kaum muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun