Mohon tunggu...
Abe Eltoru
Abe Eltoru Mohon Tunggu... lainnya -

Alpha Beta Epsilon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MMM'ers sejentik renungan

27 Agustus 2014   00:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya tidak ada niatan untuk menyetor tulisan , karena 1. Saya malas , 2. Isu kuno , 3. Saya malas membicarakan isu kuno , hehe. Namun berhubung membalas 1-2  e-mail dari teman yang maksudnya hanya sekelumit eh taunya jadi mengular, tidak ada salahnya meramu dan mengaduk-aduknya sedikit untuk disetor

Argumen para PH'ers (Provide Help) dan GH'ers (Get Help) adalah MMM bukan money game , MMM bukan MLM , MMM bukan arisan etc bahkan ada yang entah latah atau tidak mengerti mengatakan MMM adalah BISNIS !

Sungguhkah bahwa MMM merupakan produk yang bisa membuat semua orang di dunia ini bahagia , sumringah , tak berkekurangan dengan perbandingan dengan fractional banking (printing money out of nothing). MMM'ers kerap memarjinalkan merendahkan dunia perbankan sebagai produk kekuasaan , produk neo-liberal , produk oligarkhi yang hanya menguntungkan pihak-pihak elit dan penguasa (dalam hal ini ada benarnya hehe) namun mereka lupa bahwa tanpa Perbankan , tanpa sistem fractional banking, kebutuhan kredit (money or debt) akan berkurang , likuiditas menurun dan dengan sendirinya pertumbuhan akan terhambat karena kekurangan kapital, seperti orang yang kekurangan darah , ya lemas.

MMM'ers dalam agitasinya menekankan bahwa "manusia-manusia penolong" ini dikucilkan dan dimarjinalisasi oleh media yang dikuasai oleh Asing , aseng dan asong. Direndahkan karena takut akan mengganggu dunia perbankan....STOP ! sebelum melangkah lebih jauh saya akan tunjukkan paradox sistem pemikiran MMM'ers ini.
MMM'ers menghina dunia perbankan , merendahkan sistem fraktional dan merasa dimusuhi dunia perbankan, namun seperti kita tahu bersama, MEREKA MELAKUKAN TRANSAKSI (transfer) MELALUI PRODUK PERBANKAN (bukankah mereka-mereka ini barisan hipokrit ?)

30% - 50% setiap bulan (bahkan lebih , ini hanya gambaran) dikatakan bisa diraup dengan aksi TOLONG MENOLONG. Pertanyaan-nya , dari mana keuntungan tercipta ? Dalam 1 video di youtube ada MMM'ers yang meng-compare dengan pedagang makanan yang berjualan dan mendapat keuntungan ! WAIT ! pedagang makanan butuh kerja dan menghasilkan produk/servis , MMM apa ? tidak jual apa-apa , hanya jual TRUST (luar biasa) duduk-duduk dan mendapat untung. Lalu uang mengalir darimana ? Ya dari anggota baru dan anggota lama yang terus menyetorkan dana ke dalam sistem (selanjutnya disebut PH) , kepada siapa ? kepada anggota baru dan lama yang sudah menunaikan kewajibannya.

#Dengan kata lain tidak ada usaha atau jasa atau produk dari MMM ?

BETUL .
#Dengan kata lain uang itu didapat dari uang setoran anggota ?

BETUL.
#Lalu bagaimana bila anggota yang lama tidak menyetorkan dananya kembali ke dalam sistem ?
Sistem Macet , kesulitan likuiditas (seperti perbankan yang mengalami rush) bila berkelanjutan akan default (Gagal)
#Kesimpulannya tidak ada jaminan bahwa sistem akan sustainable (terus berjalan) ?
JELAS TIDAK
#Apa ini namanya bukan Ponzi (arisan piramida) ?
Dalam argumen mereka Bukan , namun bagi orang yang waras dan sadar YA , karena prinsip dan standar-nya adalah sama namun dikemas lebih apik dan abu-abu, sehingga OJK-pun merasa ini bukan "binatang" yang harus mereka asuh !
#Bila saya menanamkan 10 juta dan mendapat bunga 30% per-bulan dan terus melipatkan uang di dalam sistem , berapa penghasilan yang saya dapat pada akhir tahun ?
Pertanyaannya seperti ulangan anak SD , tapi tak apa. Secara total uang yang semula hanya 10 juta menjelma jadi +/- 350 juta pada akhir tahun. Atau memperoleh HELP 340 juta ....

# Wow ! jadi selama sistem berjalan , ada orang yang terus menyetor uang , keuntungan luar biasa ada di depan mata ? Bukankah dengan resiko 1:30 , peluang ini tidak boleh di sia-siakan ?
Selama ada orang baru , uang baru yang jumlahnya setidaknya mencukupi untuk membayar PH , maka sistem akan terus berjalan tanpa rintangan, namun semua ada batasnya, karena jumlah orang dan uang pada dasarnya terbatas.
Dalam sudut pandang oportunistik , memang PONZI jenis apapun adalah menarik , menggiurkan , terutama bila saudara melek finansial , tahu apa itu resiko , tahu bagaimana uang bekerja. Namun , apakah manusia hidup hanya untuk uang ? Apakah manusia menciptakan uang untuk digunakan sebagai alat atau uang diciptakan untuk memperalat manusia ?
Untuk mendapat gain di sistem PONZI tidaklah sulit ,bahkan anda sendiri bisa membuat sistem ini dengan teman-teman anda dan bersama-sama mencari untung dari teman-temannya teman-teman anda , dengan sendirinya , mereka yang berada di posisi antrian awal , pertama adalah yang diuntungkan dan selama ada jaringan baru maka sistem akan terus bekerja dan hidup. Orang-orang yang berada di atas sudah tidak lagi menggunakan modalnya sendiri bahkan mungkin sudah mengurangi posisi bila tidak sebagian besar ditarik.

Sebut saya naif , sebut saya bodoh , sebut saya manusia purbakala, tak apa. Karena saya tahu bagaimana sistem berjalan , karena saya melek finansial namun tidak ikut meng-eksploitasi. Alasan saya adalah karena tanggung jawab sebagai orang yang paham untuk memberikan edukasi pada mereka yang kurang paham , bukan memanfaatkan kebodohan massa untuk keuntungan pribadi.

Sistem ini tidak sustainable , keruntuhan adalah absolut , hanya masalah waktu. Bila saudara paham supply and demand , maka saudara akan paham mengapa PONZI system tidak akan bertahan , bila saudara paham supply and demand , maka saudara paham mengapa pertumbuhan uang yang cepat dan besar akan menciptakan bubble , yang tinggal menunggu waktu untuk pecah.

PS :
Bayangkan bila setiap insan berpesta pora dalam MMM , akankah tukang bakso masih berjualan ? dan bila ya akankah harganya masih seperti hari ini ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun