Mohon tunggu...
Abdy Jaya Marpaung
Abdy Jaya Marpaung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lihat, dengar, nulis

laki-laki yang senang berbagi cerita lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Permainan Tradisional: Dimana Kau Kini...

6 April 2010   06:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah permainan tradisional, ada sisi petualangan, tantangan, keberanian, kerjasama, kegembiraan dan sebagainya yang menjadikan anak-anak berkembang imajinasinya dan terpupuk kecerdasannya.

Belum lagi kalau kita bercerita tentang permainan tradisional yang dilengkapi dengan nyanyi-nyanyian, petikan syair di atas adalah contohnya, yang masih saya ingat sampai sekarang.

Menurut saya, permainan tradisional menyajikan nuansa penuh makna yang besar bagi kita, diantaranya:

  • Membuat kita lebih kreatif dengan memanfaatkan alam di sekitar kita sebagai alat bermain sekaligus tempat bermain sehingga kita tidak harus mengeluarkan uang untuk memainkannya
  • Membuat kita lebih sehat baik fisik maupun psikis karena permainan tradisional kaya dengan gerakan-gerakan dan bahasa tubuh. Lewat permainannya kita bisa berlari, berteriak, bernyanyi, tertawa sepuasnya.
  • Membuat kita lebih memahami arti persahabatan dan kebersamaan. Tak ada satupun permainan tradisional yang asyik dimainkan seorang diri atau bahasa kerennya menumbuhkan kecerdasan emosional dan intelektual kita.
  • Meneruskan warisan budaya orang-orang sebelum kita dan bisa saja mewariskannya kepada anak-anak kita nanti.
  • Tidak ada aturan baku, setiap permainan bisa diubah sesuai dengan keinginan para pemain. Beda seperti bermain ular tangga, halma atau play station yang lebih mengedepankan kompetisi pribadi ketimbang kerjasama

Ada banyak makna yang bisa digali lagi dari permainan tradisional dan terus terang saja saya rindu untuk memainkan permainan tradisional seperti pada masa kanak-kanak dulu yang lebih banyak manfaatnya dari pada mudharatnya.

Tulisan ini pun lahir akibat suntuknya saya yang sedang menderita demam playstation. Permainan modern yang memancing kecerdasan kinetis namun membuat jari-jari kapalan, menyita waktu tidur hingga alpa solat subuh, kena migrain dan masuk angin.

Saya memimpikan suatu saat teman-teman guru dan pendidik lainnya di jenjang pendidikan pra sekolah dan sekolah dasar, memunculkan kembali permainan-permainan tradisional dan mengenalkan kepada murid-muridnya, sehingga warisan leluhur yang kaya dengan kreativitas itu tidak punah begitu saja ditelan internet, play station dan game-game yang ada di computer dan handphone. Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun