Mohon tunggu...
Abdu Yakan Rosyadi
Abdu Yakan Rosyadi Mohon Tunggu... Tutor - Learn, Learn and Learn

Mahasiswa STEI ITB

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Potensi Pengembangan EBT di Pulai Flores

24 Mei 2019   11:34 Diperbarui: 24 Mei 2019   11:52 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri atas tiga pulau besar yakni Sumba, Flores, Timor dan pulau-pulau kecil seperti pulau Komodo. Pulau Flores memiliki daerah berbukit-bukit dengan keindahan pesona alam dan keindahan taman lautnya yang luar biasa indah. 

Tak heran jika pulau Flores menjadi salah satu destinasi domestik bahkan menjadi destinasi dunia saat ini. Hal ini tentu seharusnya menjadi salah satu konsen pemerintah dalam pengembangan sektor pariwisata di pulau Flores.

Jika di tinjau dari sisi elektrifikasi pada tahun 2018, rasio elektrifikasi NTT masih cukup rendah hanya sekitar 70 %. Ini menjadi catatan pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi NTT menjadi 100% di tahun 2024 sesuai RUPTL tahun 2018-2027. 

Jika ditinjau dari kapasitas pembangkit di Flores, pembangkit listrik di Flores masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 75,3 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Flores Bagian Barat sebesar 14 MW serta pembangkit listrik yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) yang saat ini baru mencapai 14,68 MW. 

Jika dilihat data tersebut, pembangkit listrik yang digunakan di Flores masih didominasi oleh pembangkit dengan bahan bakar diesel. Hal ini menyebabkan BPP di Flores cukup tinggi, sekitar Rp. 2.300,00 per kWh.

klikbalikpapan.co
klikbalikpapan.co

Jika ditinjau dari potensi pemanfaatan EBT di Flores yang terbesar adalah potensi panas bumi yang kemudian bisa dimanfaatkan menjadi listrik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Potensi dari panas bumi di flores diperkirakan bisa mencapai 200 MW. Hal ini seharusnya bisa menjadi konsen pemerintah dalam menggali pusat pusat panas bumi di Flores. 

Saat ini yang baru beroperasi adalah PLTP Ulumbu berkapasitas 10 MW serta PLTP Mataloko sebesar 2.5 MW. Hal ini masih cukup kecil jika dibandingkan dengan potensi yang masih tersedia.

kemerahan.id
kemerahan.id

Selain dari potensi panas bumi yang cukup besar di Flores, potensi lainnya adalah angin, air dan juga cahaya matahari. Jika dilihat dari peta potensi angin di Indonesia, potensi angin di Flores terbilang cukup tinggi jika di bandingkan dengan daerah lain di Indonesia. 

Selain potensi angin, potensi yang cukup menjanjikan adalah air yang bisa dimanfaatkan menjadi PLTMH dan juga potensi cahaya matahari yang dikonversi menjadi menjadi listrik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Terobosan melalui pengembangan energi terbarukan penting sekali untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Dengan meningkatkan sektor kelistrikan diharapkan bisa meningkatkan sektor perekonomian dan juga sektor pariwisata di Flores.

Permasalahan yang sering timbul dalam pengembangan EBT adalah mahalnya teknologi yang sebagian besar komponennya masih diimpor dari luar negeri. Akan tetapi menurut penelitian biaya untuk memproduksi EBT semakin berkurang dari tahun ketahun seiring perkembangan teknologi. 

Selain dari mahalnya teknologi EBT, malah lainnya adalah seperti laju angin dan juga cahaya matahari yang tentunya akan mempengaruhi output dari listrik yang dihasilkan. Berdasarkan data dari laporan IRENA (International Renewable Energy Agency) Juni 2016, tren harga sel surya dari tahun 2009 sampai hasil tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 80%.

Investasi untuk mengembangkan EBT mulai saat ini tentu menjadi hal yang baik mengingat cadangan energi seperti minyak bumi dan batu bara yang mulai menipis. Terlebih untuk menekanan gas CO2 yang dihasilkan dari PLTU dan PLTD yang dapat menusak lingkungan dan menyebabkan pemanasan global. Sudah saatnya Indonesia mulai beralih menggunakan energi terbarukan.

Tim Penulis Kelompok Kajian Ekonomi Energi TTE ITB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun