Mohon tunggu...
Abdus Saleh Radai
Abdus Saleh Radai Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Murid

Tulis, dengan menulis akan punya cerita, dengan cerita kita mengukir sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1 Muharram 1446 H, Peringatan Haul ke-55 Syekh Mustaqim bin Husain

13 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 13 Juli 2024   17:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Hadlratussyekh Mustaqim bin Husain di Pondok PETA, Kauman, Tulungagug, Jawa Taimur/dokpri

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah, seperti bulan Januari pada kalender Masehi. Muharram juga dikenal dengan tahun baru islam. Bulan Muharram mempunyai arti dan makna sepesial dalam islam. Banyak sekali keutamaan-keutamaan pada bulan awal tahun ini.

Muharram termasuk salah-satu dari empat bulan yang suci dan mulia di dalam ajaran agama islam. Selain bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Pada bulan ini, perang dan pertumpahan darah dilarang. 

Tahun baru Hijriyah ditetapkan pertama kali oleh sahabat nabi Khalifah Umar bin Khattab pada 17 Hijriyah. Sayyidina Umar meminta bulan Muharram dijadikan awal bulan pada tahun Hijriyah dengan alasan, pada bulan Muharran terjadi peristiwa penting, yaitu hijrahnya Nabi Muhammada SAW dari Makkah ke Madinah (Yatsrip). Sejak saat itulah ditetapkan bahwa bulan Muharram menjadi bulan pertama pada tahun Hijriyah. 

Selain itu, bulam Muharram juga mempunyai hari istimewa, yaitu pada hari 10 Muharram. Dimana, pada tanggal 10 Muhharram ini umat Islam memperingati Hari Asyura. Hari Asyura memiliki makna khusus bagi umat Islam, di mana sebagian besar umat Sunni berpuasa pada hari ini untuk mengenang penyelamatan Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran Firaun seperti yang diriwayatkan dalam berbagai hadits. 

Sementara bagi muslim Syiah, pada 10 Muharram atau asyura selalu diperingati sebagai peristiwa duka cita terhadap tragedi Karbala, pembantaian cucu Rasulallah yaitu Sayyidina Husein beserta pengikutnya dibantai secara keji oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Peristiwa ini terus membekas dan menjadi targedi yang memilukan bagi umat islam yang meneganlnya sebagai intrik politik dalam kekuasaan.

Begitu juga halnya dengan jemaah dan para murid Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah Pondok Pesulukan Thoriqoh Aguang (PETA) Tulungagung. 1 Muharram adalah suatu peristiwa yang sangat penting dan selalu diperingati setiap tahunnya. Pada tahun 1970 bertepatan dengan hari Ahad, 1 Muharram setelah Ashar, Syekh Mustaqim bin Husain wafat. Hadlratussyekh Mustaqim bin Husain dimakamkan di lingkungan Pondok Pesulukan Thoriqot Agung (PETA), Kauman, Tulungagung, Jawa Timur. Makam Syekh Mustaqim bin Husain selalu ramai dengan peziarah terutama murid-murid thoriqohnya, baik yang sengaja ziarah atau para salikin yang sedang riyadah suluk di Pondok PETA.

Pada tahun ini tanggal 7 Juli 2024 bertepatan dengan hari Ahad 1 Muharram 1446 Hijriyah di peringati Haul Akbar Hadlratussyekh Mustaqim bin Husain di Pondok PETA Tulungagug, Jawa Taimur. Ratusan ribu para murid  Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah berkumpul dari beberbagai daerah pelosk negeri seluruh Indonesia.

Ikut serta hadir dalam kegiatan sakral tersebut adalah Jamaah  Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah Bekasi,Jawa Barat yang dipipin langsung oleh Imam Khususiyahnya, yaitu KH. Agus Salim HS. Rombongan ini berangkat dengan diawali ziarah ke Makam KH. Mahfudz Syafi'i ulama dan sufi yang membawa ajaran Thoriqohnya Syekh Mustaqim dari Jawa Timur ke Jawa Barat. 

Setelah selesai ziarah di Makan Mbah KH Mahfudz Syafi'i rombongan lalu, melanjutkan perjalanan menuju Tulungagung. Sesampainya di Tulungagung langsung zaiarah ke Makam Mbah KH. Hasbullah Marzuki di Kutoanyar. Mbah Hasbullah (Mbah Kakung) adalah murid langsung Syekh Mustaqim bin Husain.

Dari Kutoanyar, romabongan jamaah langsung menuju Kauman lokasi Pondok PETA, lokasi Makam Syekh Mustaqim bin Husain dan Syekh Abdul Djalil Mustaqim. Syekh Abdul Djalil Mustaqim adalah pememganga estafet kemursyidan Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah Pondok PETA setelah Syekh Mustaqim wafat. Saat ini Mursyid Thoriqoh Pondok PETA adalah Syekh Charir Sholahuddin Al-Ayubi putra dari Syekh Abdul Djalil Mustaqim. 

Semoga kita semua muridnya mendapat keberkahan dari shohibul haul dan mendapar ridha dari Allah SWT. Umat dunia selalu dalam perlindungan Allah dengan sabab kemursyidan belaiu. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun