"Politik memecah belah kita, kemudian mengajari kita mengkafirkan sesama orang Islam. Sunni, Syiah bermusuhan 1.400 tahun lebih karena politik, kemudian melahirkan firqah firqah dan fiqih sendiri," jelas Ketua Yayasan Sinergi Moderasi Nusantara (SMN) itu.
Sebagai negara yang kaya dengan keberagaman, Indonesia seringkali diterpa isu paham radikal. Bahkan muncul sebagai gerakan yang mengatasnamakan kelompok tertentu yang memicu rusaknya ketentraman dan kedamaian sebuah bangsa.
Islah Bahrawi menyebut ketika politik telah menunggangi agama, maka akan berakhir dengan kejahatan.Â
"Sebab, saat politik telah mempengaruhi agama suatu kejahatan akan terlihat terhormat, seolah-olah dilakukan atas nama tuhan," ujar cendikiawan Nahdlatul Ulama asal Madura tersebut. (ASR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H