Serpih-serpih napas berterbangan
Diperolok oleh asap-asap tirani
Tak ada lagi deru napas segar
Yang terdengar oleh Sang Ibu
Ibuku yang begitu perhatian
akan nasib anak-anaknya
Ibuku yang begitu tulus
membahagiakan putra putrinya
Ibuku yang selalu meneteki
bayi-bayi kelaparan
Ibuku yang selalu menyayangi
segenap anggota keluarga
Ibuku....
Kini bagai berkalung bunga
Meninggalkan raut wajah-wajah polos mengerang kepedihan
Yang senantiasa ditindas dan disiksa
Oleh liur serigala-serigala yang tamak
Wahai pendurhaka
Kembalikan ibuku
Wahai pendusta
Aku tak Sudi ibuku terbunuh
Kembalikan ibuku....
#Malang, 17 Januari 2003
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H