Mohon tunggu...
Abdurrohman Arroisiy
Abdurrohman Arroisiy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Al Qur'an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sedang berproses dan terus berproses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejalan dengan Program Pemerintah Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Mengadakan Sosialisasi Stunting di Desa Kembang

2 Agustus 2024   04:00 Diperbarui: 2 Agustus 2024   08:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)

Mahasiswa KKN angkatan 114 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan acara Sosialisasi Stunting di Desa Kembang Kabupaten Pacitan. Acara yang bertemakan "Masa depan anak dimulai dari Gizi yang baik : cegah stunting sejak dini" ini diselenggarakan pada hari Kamis (01/08/24) yang berlokasi di Balai Desa Kembang. Diikuti oleh ibu-ibu dari lima dusun Desa Kembang beserta kader PKK Desa Kembang acara ini berjalan dengan penuh antusias.

Latar belakang diadakannya acara Sosialisasi Stunting oleh mahasiswa KKN ini memiliki alasan yang kuat dan perlu dilakukan. Sebab melihat fakta bahwa Kabupaten Pacitan menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur dengan angka stunting yang tergolong tinggi. Berdasarkan data yang dimiliki oleh BKKBN Jawa Timur, pada tahun 2023 yang lalu sebanyak 20,9% balita yang ada di Kabupaten Pacitan mengalami kondisi stunting. Data ini mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yakni 20,6% pada tahun 2022.

Acara ini juga merupakan keberlanjutan dari acara yang telah dilaksanakan mahasiswa KKN tahun sebelumnya. Yang dimana saat itu juga melaksanakan acara sosialisasi tentang stunting.

Acara dibuka oleh Ubaidah Dwi Nur Kasanah selaku MC, kemudian sambutan pertama disampaikan olehPak Eko selaku perwakilan dari perangkat Desa Kembang. Pak Eko menyambut baik kegiatan sosialisasi stunting yang diselenggarakan oleh kelompok KKN UIN. Beliau menyampaikan bahwa upaya ini sejalan dengan program pemerintah dalam menekan angka stunting. Meskipun Desa Kembang memiliki potensi sumber daya laut yang kaya akan gizi, angka stunting di desa tersebut masih cukup tinggi. Hal ini menjadi tantangan bersama yang perlu segera diatasi. Untuk itu, istri Pak Eko yang merupakan kader stunting telah menginisiasi program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bulanan sebagai upaya memperbaiki gizi masyarakat, terutama anak-anak Desa Kembang. Beliau mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar lebih banyak tentang stunting dan cara pencegahannya, serta tidak ragu untuk bertanya kepada para pemateri.

Selanjutnya memasuki acara inti yakni sosialisasi dan pemaparan materi yang dipandu oleh Umi Rohmah Gala Subekti, S.K.M. selaku moderator.

Pemateri pertama Ibu Intan Natalina S.Sos., M.A. ahli muda dinas PPKB dan PPPA Kabupaten Pacitan menyampaikan bahwa masalah stunting merupakan masalah nasional yang serius dan tidak hanya terjadi di daerah tertentu termasuk pacitan. 

Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)
Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)

Beliau memaparkan beberapa penyebab utama stunting, di antaranya kurangnya asupan gizi selama kehamilan, kebutuhan gizi anak yang tidak terpenuhi, serta kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi. Bahkan, kebutuhan gizi yang cukup sangat penting hingga usia 24 tahun untuk mendukung pertumbuhan optimal.

"Stunting memiliki dampak yang luas, tidak hanya menyebabkan tubuh pendek, tetapi juga berisiko terhadap berbagai penyakit dan perkembangan otak yang terhambat" tutur beliau. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target penurunan angka stunting hingga 14%, dan Kabupaten Pacitan telah menunjukkan upaya yang signifikan dalam menurunkan angka stunting melalui berbagai program.

Untuk mencegah stunting, Ibu Intan memiliki slogan "Berencana itu keren" yang kemudian beliau melakukan strategi pendampingan keluarga yang komprehensif. Pendampingan ini difokuskan pada remaja pra nikah, ibu hamil dan menyusui, balita, keluarga berisiko stunting, serta pasangan usia subur. Beliau menekankan pentingnya perencanaan kehamilan yang matang, termasuk usia ideal untuk hamil dan jarak antar kehamilan.

Sebagai penutup materi Ibu Intan juga mengingatkan kepada para peserta akan pentingnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan stunting. Peserta diharapkan dapat menyebarkan informasi yang diperoleh kepada keluarga dan lingkungan sekitar agar upaya pencegahan stunting dapat lebih efektif.

Pemateri kedua bapak Ahmad Khuzaini, S.Gz. dari Dinas Kesehatan Kabupaten menyampaikan pentingnya gizi seimbang sejak dini dan peran orang tua dalam memastikan tumbuh kembang anak yang optimal.

Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)
Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)

Beliau menekankan bahwa pertumbuhan anak yang sehat ditandai dengan peningkatan berat badan seiring bertambahnya usia. Anak yang mengalami stunting umumnya kekurangan gizi, terutama protein hewani. Beliau menyoroti pentingnya 1000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

Pak Khuzaini menekankan tentang pentingnya pemberian ASI yang cukup. ASI berperan besar dalam perkembangan anak. Untuk itu bagi ibu yang sibuk bekerja, beliau menyarankan untuk menyimpan ASI agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi.

Sebelum diakhiri beliau memberikan solusi kreatif kepada ibu-ibu untuk membuat berbagai makanan bergizi yang menarik seperti bubur, jus, atau bahkan camilan seperti cilok dan sempol. Beliau juga menyarankan untuk membuat makanan dari bahan alami dan menghindari makanan cepat saji yang kurang bergizi.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para peserta. Kemudian ditutup dengan pemberian sertifikat kepada para pemateri oleh ketua pelaksana serta sesi foto bersama seluruh peserta sosialisasi. 

Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)
Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)
Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)
Dokumen Pribadi (PDD KKN 302)

Dengan diadakannya acara Sosialisasi ini diharapkan seluruh masyarakat Desa Kembang bisa memiliki pengetahuan tentang apa itu stunting, ciri-ciri dan cara pencegahannya. Dan harapan terbesarnya angka stunting di Kabupaten Pacitan bisa mengalami penurunan dan mencapai target pemerintah yakni penurunan sebesar 14% pada akhir tahun 2024. (Abdurrohman Arroisiy, KKN 114 UIN Sunan Kalijaga)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun