Salah satu bentuk  peningkatan produksi pada tanaman yaitu dengan menerapkan GAP dan GMP di dalam aspek budidaya tanaman. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dapat melalui penambahan unsur hara yang berimbang dan disesuaikan dengan situasi kondisi lingkungan.
Untuk mengoptimalkan  Potensi Pertanian, KKN-T D20 "Jambuwer" Mengadakan Sosialisasi dan Demonstrasi pembuatan Pupuk Organik padat dan cair.
Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik Persentase Tenaga Kerja Informal Sektor Pertanian pada tahun 2022 di provinsi Jawa Timur adalah 92,69 persen.
Salah satu desa yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas di Kabupaten Malang adalah Desa Jambuwer. Terdapat lima dusun yang terhimpun di desa ini yakni desa Krajan, Glagaharum, Bulupogog, Cakru'an, dan Rekesan. Semuanya sebagian besar berprofesi sebagai petani, dan terbentang luas sektor pertanian terutama Kopi.
Melihat peluang itu, Peserta KKN-T D20 Kelompok 7 Universitas Islam Raden Rahmat Malang berinisiatif  untuk mengadakan sosialisasi serta demonstrasi pembuatan pupuk organik padat dan cair.
Mendatangkan narasumber bu Astrid Ika Paramitha, SP MP selaku dosen Agroteknologi Unira Malang yang berkecimpung di dunia konsultan bidang pertanian yang mana beliau inisiator  penghijauan kampus dengan memanfaatkan lahan terbatas  menggunakan sistem vertical garden secara organik.
Kegiatan ini juga, di dukung oleh BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Kecamatan Kromengan, sebagai lembaga yang mengoptimalkan giat pertanian yang ada di wilayah kecamatan.
Perangkat desa Jambuwer  mendukung penuh  kegiatan tersebut, dengan memberikan fasilitas  berupa tempat di Wisata Edukasi Jowaran.
Peserta KKN-T D20 Unira Malang kelompok 7 berperan menjembatani pihak desa sebagai tuan rumah, BPP dan pihak Petani GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) dari 5 dusun itu sebagai peserta dalam kegiatan ini.
Ibu Sita Risanti SP mengatakan dalam sambutannya bahwa selain mengantisipasi rumor kelangkaan pupuk bersubsidi dari pemerintah, dan juga sulitnya syarat administrasi untuk mendapatkan pupuk anorganik.
Selain itu, beliau menjabarkan bahwa pemanfaatan pupuk organik yang berasal dari limbah kotoran ternak dan limbah tanaman untuk mendapatkan hasil produksi yang sehat dan berkualitas dibandingkan dengan penggunaan  pupuk kimia.
"Di kecamatan Kromengan ini terdapat pertanian yang cukup luas, sehingga dapat memanfaatkan bahan -- bahan yang biasanya hanya dikumpulkan kemudian di jual." Kata Sita Risanti.
Ibu Astrid mengatakan bahwa pembuatan pupuk organik tidaklah sulit, apalagi di desa yang memiliki potensi pertanian dan peternakan yang besar seperti kecamatan Kromengan umumnya dan khususnya desa Jambuwer.
Bahan baku yang diperlukan sangatlah mudah didapat seperti urine kelinci, daun paitan, jerami, kotoran kambing, jahe, serai, tanah, air.
Salah satu peserta dari kegiatan ini yakni Ibu Sulistia Ningsih , sangat berharap akan adanya kegiatan yang seperti ini berkelanjutan melihat besarnya pertanian yang ada di desa Jambuwer.
"Saya ingin kegiatan sosialisasi pupuk organik ini terus berlanjut." Kata Sulistia Ningsih "program ini sebenarnya sangat kami tunggu tunggu sejak lama, dan kegiatan ini sangat bermanfaat sekali." Pungkasnya.
Diharapkan dari kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini, para petani dapat membuat secara kontinu serta mengaplikasikannya pupuk organik dalam kegiatan pertanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H