Pembaca bisa memahami bahwa ini bagaikan membangun luka dalam bingkai keindonesiaan. Menariknya, tiap partai yang berafiliasi dengan PDIP di Sumatra Barat  pasti bakal ikutan kena imbas kalah, bakal turut rontok perolehan suaranya. Masyarakat sumatra barat sudah mengalami sakit hati dan bertambah sakit hati kembali. sejak pemilu diadakan sejak tahun 1955 sampai sekarang .
Tak heran bila Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengeluhkan ketidaksukaan masyarakat Sumbar pada partainya.Pembaca melihat ada banyak narasi lain yang dapat dibuat PDIP adalah ketidaksanggupan Puan Maharani dan Megawati untuk mendapat perhatian yang positif dari warga sumatra barat terutama Minangkabau. Meskipun kedekatan Megawati sendiri yang memiliki kakek yang berdarah Minangkabau.
Sekarang dengan ucapan Megawati yang mengensankan warga Sumbar tidak menyukai PDIPÂ memperlemah PDIP sendiri. Partai penguasa sejak 2014 itu bahkan tidak berhasil meloloskan satu pun anggota DPR RI dari Sumbar. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama PDIP memiliki kiprah buruk dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Sumbar.
Luka masyarakat sumatra barat dalam komunikasi politik kurang tepat yang melibatkan rusaknya jaringan tubuh PDIP dan umumnya terjadi di Sumbar. Peradangan emosi publik harus diredam Inilah alasan mengapa harus diterima namun hubungan baik harus dijaga.Â
Setelah jaringan komunikasi politik yang rusak benar-benar pulih, kemenangan PDIP akan menjadi sama kuatnya seperti sebelum mengalami luka ini. Perlu tokoh sumbar untuk menjadi juru bicara PDIP atau konsultan agar membangun komunikasi politik yang tepat.(*)
 Salam Excellent,
Minggu, 6 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H