Musisi tanah air, Giring Nidji nyapres bukan hanya sindiran pada Prabowo sebagai jendral tua dengan ambisi tidak kunjung tumbang. Sindiran ini juga sebagai pembelajaran bagi Cak Imin dan Amien Rais dalam ambisi pilpres 2024.
Cak Imin dalam sidang pleno laporan pertanggungjawaban DPP dan pandangan umum DPW PKB di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Ia minta maaf karena gagal jadi cawapres Jokowi.
Cak Imin tidak ingin mimpi besar menghadapi Jokowi. Meskipun demikian ia bangga dan senang senang karena Ma'ruf Amin terpilih jadi wapres 2019-2024. Cak Imin disingkirkan karena ia lebih muda apalagi Giring Nidji melawan mantan ketua BEM, Anies Baswedan.
Giring kalah tanpa ampun karena tidak ada rekam jejak kepemimpinan. Kita tidak akan merasa kecewa sampai usaha itu benar-benar gagal telah pergi untuk selama-lamanya.
Seperti diketahui, Cak Imin saat menjelang Pilpres 2019 sempat bergerilya untuk menjadi cawapres Jokowi dengan modal spanduk dan gagal. Kegagalan Giring Nidji nampaknya mengikuti jejak Cak Imin.
Bapak Reformasi, Amien Rais memang pernah menjadi calon presiden pada Pemilu 2004. Ia berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo. Pendiri PAN populer ini dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono. Penulis juga melihat pernyataan Giring Nidji mengenai keseriusan partainya seperti mencalonkan Amien Rais. Giring Nidji nampaknya mengikuti jejak Amien Rais.
Pada diri Amien ini dalam Pilpres 2019 tidak membuat maju. Begitu juga elektabilitas PSI menurun namun meninggkatkan perhatian pada kandidat presiden muda, Anies Baswedan dan Gubernur Indonesia ini tersenyum dan tersipu malu-maluin melihat pernyataan musisi tersebut.
Perlu diketahui pembaca bahwa Giring Nidji menjadi calon presiden adalah hak konstitusional warga negara. Tunggu saja tanggal penggunaan hak tersebut hingga Giring gagal menuju RI satu.
Pendukung fanatik nantinya nantiya akan menjadi faktor yang penting dalam menyukseskan ajang tersebut, Namun keberanian Giring Nidji menanggung malu patut diapresiasi PSI, ia akan melawan Prabowo dan Anies dengan pendukung fanatik.(*)
__________________
Baca Artikel “Alasan Partai Politik Indonesia Ada Unsur Warna Kuning” dengan klik .. >disini<
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H