Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Woi Bayar Utang, Minjem Melas dan Bayarnya Malas!

4 Agustus 2020   04:52 Diperbarui: 6 Agustus 2020   21:05 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data dari morning star for currency

Pendekatan Fitur Utang Dalam Tatanan Dunia Baru

Menurut Organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Utang pemerintah di sebagian besar negara sebenarnya lebih tinggi daripada saat awal terutama buruk, rasio pembentukan modal tetap bruto terhadap PDB memiliki pemantauan Ekonomi Cabang Divisi Analisis dan Kebijakan Ekonomi. Jatuhnya permintaan global yang sinkron dan gangguan yang meluas dalam rantai pasokan menimbulkan rasa sakit ekonomi yang parah melalui saluran perdagangan, keuangan, dan harga komoditas.

Pada 30 juni 2015 negara yunani secara resmi telah menyandang status negara bangkrut sejak 30 Juni 2015. Total utang Yunani sendiri sejauh ini tercatat berjumlah USD 360 miliar atau setara Rp 5.220 triliun dengan kurs rupiah Rp 14.500. Pada 6 Februari 2020 negara Singapura dengan utang US$ 254 Miliar atau setara Rp 3.683 triliun dengan kurs rupiah Rp 14.500.

Pendekatan utang menuju tatanan dunia baru. Pendapat ini membangun kedaulatan diatas negara yang merdeka yunani menjadi kedaulatan baru yakni uni eropa saingan united state America dan united kingdom. Rencana pelaksanaan union asia masih menjadi hambatan namun dengan Asean yang dipimpin Indonesia secara tidaklangsung adalah miniatur united Asian baik kerja sama ekonomi, pertahanan, keadilan, keamanan dan lainnya di Asia.

The New Order atau orde baru di Indonesia adalah sebutan Soeharto dalam pemerintahan di Indonesia. Soeharto membuat istilah menuju tatanan dunia baru, yang diciptakan oleh Presiden  Suharto untuk menggambarkan pendekatan politik dengan negara-negara kapitalis dan dibuktikan dengan melarang komunis. Mayoritas negara kapitalis adalah mantan penjajah yang memiliki banyak modal.

the United Nations filled the majority of capitalist countries, Artinya organisasi PBB dipenuhi mayoritas negara kapitalis

 Menurut Anne Marie S, Dipahami sebagai bentuk tata kelola global, jaringan pemerintah memenuhi kebutuhan ini. Seperti organisasi komersial dan sipil sudah ditemukan, bentuk jaringan mereka sangat ideal untuk memberikan kecepatan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk berfungsi secara efektif di era informasi. Tapi tidak seperti "jaringan kebijakan global".

Pada 7 Januari 1965, di masa pemerintahan Presiden Soekarno, rupanya Indonesia pernah keluar dan mengundurkan diri dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada 28 september 1965, di masa pemerintahan Presiden Soeharto, rupanya Indonesia pernah masuk dan mengajukan diri dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ini adalah jaringan yang terdiri dari global dari pejabat pemerintah Indonesia yang ditunjuk oleh pejabat terpilih di Indonesia. Yang terbaik dari semuanya, mereka dapat melakukan banyak fungsi dari pemerintah dunia baik undang-undang, administrasi, dan ajudikasi.

Sumber (Nurul Qomariyah Pramisti/tirto.id/bwh7)
Sumber (Nurul Qomariyah Pramisti/tirto.id/bwh7)

Tatanan dunia baru dalam negara kapitalis identik dengan utang, porsi terbesar utang negara kapitalis didapatkan melalui mekanisme Surat Berharga Negara baik domestik ataupun internasional. 

Apabila tidak membayar surat utang dengan bunganya atau “default”. Kemungkinan mereka akan mengajukan bangkrut. Tidak ada satu pun pihak yang mau memberikan sumbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun