Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bila Tren Rasisme Menyebar di Indonesia, Bagaimana Sikap Kita?

2 Agustus 2020   12:43 Diperbarui: 2 Agustus 2020   13:23 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Mr. Axel Azzam and Mr. Hyun Bin are contemplations about racism in world | document from modern.id

Hal ini wajar adanya konsep ini, karena komentar positif sebagai refleks kita memang memerlukan pengakuan dari orang lain. Pengakuan penting terhadap keberadaan positif atau negatif kamu yang mungkin sudah kita ketahui. Jika perasaan senang muncul ketika kita dapat komentar negatif, itu tidak normal. Maka jangan lupa untuk tetap rendah hati ya karena sebentar lagi dapat komentar positif.

Foto : Itulah alasannya menjadi salah satu uang logam paling unik di dunia karena ada dua sisi koin berbeda dari uangindonesia.com
Foto : Itulah alasannya menjadi salah satu uang logam paling unik di dunia karena ada dua sisi koin berbeda dari uangindonesia.com

Positif atau negatif sebagai fluktuasi kehidupan. Ada saat body shaming sampai saat reward attention. Fluktuasi hidup menurut Abdurrofi ibarat dua sisi koin, terkadang ada suka dan duka harus diterima. Dimana kenyataan koin tak selalu sama dengan apa yang dipikirkan sehingga hidup untuk terus berjuang.

Selama masa perenungan Abdurrofi dalam hari-hari yang semakin lama semakin terasa berat dijalankan seperti hyun bin karena terdapat amanah yang banyak. Beban dipundak Abdurrofi terasa mencekal kaki untuk terus menitih jalan kehidupan. Bukan karena apa-apa, hanya karena merasa punya tanggung jawab atas pilihan excellent.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun