Kami menyimpulkan pendapat Abdurrofi bermanifestasi dalam banyak hal dalam body shaming menjadi tren di AS:
Pertama, Budaya mengkritik penampilan diri sendiri sebelum orang lain, melalui penilaian pribadi atau perbandingan dengan orang lain dalam kehidupan sosial.
Kedua, Budaya mengkritik penampilan orang lain di depannya, bukan dibelakangnya dengan gosip. Tidak peduli bagaimana ini memanifestasikan body shaming ini, sering mengarah pada perbandingan dan rasa malu, dan depresi. Depresi tak ada guna. Hanya akan menambah kekesalan hati.
Ketiga, Budaya mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengetahuan mereka. Mereka melanggengkan gagasan kekurangan untuk bahan gosip bahwa orang harus diadili terutama karena fitur fisik mereka tanpa perubahan dan tidak membuat depresiasi.
Berdasarkan belajar dari Amerika memberikan memperjuangkan hak berbicara dibandingkan pembungkaman. Bila pembaca tumbuh dan dewasa di AS. Maka kita harus berdiri di depan cermin. Kita harus confidence dapat menanamkan pengertian konvensional tentang kecantikan atau ketampanan. Ini dapat menghasilkan masalah harga diri yang diunggulkan dengan prestasi.
Saat ini, individu lebih menerima untuk menjadi sesuai dengan orang lain dan prinsip Abdurrofi. Seperti prinsip Abdurrofi yakni menjauh dari kontroversi dan mendekati prestasi. Komentar negatif dan gambar memprovokasi dapat mendorong pada sikap kita lebih positif.
Check and ballance dari masyarakat AS memprovokasi Abdurrofi dan dapat mendorong pemuda dan pemudi untuk terlibat dalam perilaku yang sehat untuk mengubah tipe tubuh mereka agar sesuai dengan norma-norma masyarakat AS. Bahkan masyarakat menuntut kemandirian finansial saat usia 17 tahun keatas dengan profesional.
Seperti halnya yang lain dari bullying di AS jangan dianggap serius bila mereka full body shaming akan selalu ada. Fisik akan dimaafkan kecuali jika kita membuat bangga negara AS dengan prestasi. Prestasi akan membela diri kita secara tidak langsung dengan cara yang positif dan sehat.
Pesan Abdurrofi adalah penting untuk mempraktikkan cinta-diri atau love-self dan mencoba merubah diri sebelum untuk komentar negatif mengganggu kamu. Terlebih lagi jika kita menyaksikan body shaming di media sosial. Kamu memiliki dua pilihan report dan menandainya untuk konten yang tidak pantas dan diselesaikan secara hukum.
Abdurrofi telah meningkatkan upaya pilihan mengambil atau tidak terhadap rasa tersinggung terhadap komentar yang mengarah pada body shaming. Tersinggung terlibat dengan orang yang berpikiran kuat dan positif.
Perlu diingat bagi pembaca bahwa tersinggung memasukkan impuls dari siklus komentar negatif terhadap kamu dan tidak ada gunanya dibalas dalam situasi ini. Impuls tersebut tidak bisa dikendalikan sehingga tersinggung adalah refleks manusia ketika mendapat komentar negatif.
Begitu juga ketidaktersinggungan adalah reflek dari komentar positif baik soal fisik, kemampuan akademis, kehebatan dalam suatu karya, dan lain sebagainya memang selalu berhasil membuat kamu senang mendengarnya.