Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Monogami Gagal, Jangan Harap Poligami Kecuali Memiliki Provision

1 Agustus 2020   05:17 Diperbarui: 1 Agustus 2020   07:47 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Emosi Negatif yang Mengisap Energi Psikis Kita liputancom 2014

Kecemburuan dalam ritual pernikahan sah adalah bukti kesenjangan antara ilmu agama dan rendah kualitas wanita. Tak jarang mereka mudah larut dalam penyesalan. Poligami dilakukan secara tidak matang dan jauh sesuai dengan kualitas istri pertama akan berujung perceraian.

Perceraian yang dibentuk ekspresi dalam segala hal wanita, apapun alasan yang terjadi adalah kehendak wanita dengan kualitas  rendah. Kehidupan yang selalu dipenuhi dengan keluhan wanita adalah bukti bahwa keimanan kepada Allah dan takdir begitu lemah, dan sebaliknya, kehidupan wanita dalam kesabaran dan syukur adalah bukti keimanan yang teguh kepada Allah dan takdir ilahi.

"Dari poligami saja sang kepala keluarga  sudah bisa mengukur kualitas karakter istri pertama ketika wacana kebijakan poligami diterapkan dalam keluarga kecilnya untuk menjadi keluarga besar."

Poligami dalam porsi syariat berdasarkan ilmu dan kedalaman hikmah untuk menguji kualitas istrimu. Poligami bisa saling membantu dalam urusan rumah tangga dari istri yang satu dan lainnya sehingga terjadi kolaborasi konstruktif. Setiap istri akan mendapatkan bonus khusus dari kolaborasi konstruktif yang dipimpin sang suami sebagai kepala keluarga.

Apa yang niat baik sudah terjadi tidak akan bisa kita ulang dan disyukuri. Yang lebih tepat adalah kita mempersiapkan diri di masa selanjutnya dengan mengulangi kebaikan tersebut dengan tenang.

Membangun "Ketergantungan" dengan Rasa Nyaman Poligami

Bagi sebagian seorang, pria menjadi satu tahap penting untuk saling mengenal kepribadian pasangan agar membangun ketergantungan. Tak seperti saat kamu menjalani cinta monyet, yang terkadang hanya dipenuhi dengan drama.

Dalam monogami harus punya tujuan yang jelas agar bertransformasi dari monogami yang bahagi menuju poligami rasa nyaman. Ibarat pacaran mereka yang sudah dewasa, poligami tentu memiliki maksud untuk mengarah ke jenjang yang lebih serius.

Penerapan poligami setelah monogami dengan membuat persahabatan antara pribadi sehingga ketergantungan bisa dipertahankan oleh istri-istri hits seakan muda selalu, playing victim jarang terjadi saat ada rasa nyaman dalam poligami. Membangun "ketergantungan" dengan rasa nyaman poligami itu penting.

Dikutip dari Pasangan Ideal Tidak Memiliki "Sense of Playing Victim" menyebutkan 9 dari 10 wanita yang telah menikah sudah kecanduan atau ketergantungan dengan rasa nyaman dibuat oleh pria. Rasanya tak sanggup bila harus pria menikah lagi khawatir dan penuh ketakutan.

Salah satu cara yang dipakai poligami oleh pria untuk mendekati wanita menarik yang disukainya adalah dengan memberikan rasa nyaman. Rasa nyaman pada poligami bagi wanita yang membuat orang bisa sayang benar dan saling jatuh cinta karena suami memberikan sahabat baru di rumah sehingga semakin indah.

Berdasarkan penjelasan diatas wanita cenderung mudah memakai perasaan dan suasana mereka bisa saja jatuh cinta pada sahabat wanitanya sendiri sedangkan bagi sahabat sulit untuk tidak berbagi apapun. Metode ketergantungan ini akurat dalam poligami pasca monogami yang berhasil dengan penuh harmonis.

Sebagai wanita, kamu tentu menginginkan pasangan yang sepadan denganmu. Kamu patut bernafas lega, jika ternyata suami tidak pernah berkata kasar apalagi bicara dengan nada tinggi.

Dalam keadaan seperti apapun dia bisa tetap mengontrol emosinya, dan berlaku sabar terhadapmu dan teruji saat poligami. Bukti seorang pria telah  menjadi kepala keluarga bijaksana, pemimpin terbaik bagi istri-istri dan mengayomi anak-anak kalian.

Baca Artikel Paling Menarik “Masyarakat Urban: Buat Apa Nikah Kalau Susah?” dengan klik disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun