Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri Garmen Asal Shenzen Dalam Zona Ekonomi Khusus

21 Juli 2020   05:09 Diperbarui: 28 Juli 2020   06:16 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap diskusi Abdurrodfi tentang pertumbuhan substansial ini, shenzen tidak akan lengkap tanpa pemahaman mendalam tentang dukungan kelembagaan yang kuat di belakang dari pemerintah cina. Menurut Abdurrofi Pemerintah Indonesia juga perlu mendesain kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lebih banyak dalam bidang tekstil  dalam negeri untuk meredam impor dari shenzen.

15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia, 4 diantaranya dalam pembangunan. Sumber kek.go.id
15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia, 4 diantaranya dalam pembangunan. Sumber kek.go.id

Demikian juga, kemunculan sektor pakaian dengan industri garmen, yang dipicu oleh keputusan pihak berwenang untuk membuka proses transformasi termasuk peningkatan industri dalam kebijakan Zona Ekonomi Khusus (ZEK), Cina telah melakukan pengaturan kelembagaan yang optimal untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan shenzen untuk meningkatkan baik secara horizontal maupun fungsional. Indonesia sedang melakukan pembangunan sehingga Abdurrofi menilai lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Selamat pagi semangat berkerja, salam excellent

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun