Filosofi mangkuk bergambar ayam jago merupakan inspirasi dipegang teguh dalam perjalanan hidup dari filsuf abad 21 bernama Abdurrofi’s Excellent atau disapa Mr Axel.
Indonesia punya banyak sekali falsafah baik dan unik, menurut filsuf kontemporer mangkuk adalah alat yang berbentuk lingkaran yang terbuat dari tanah liat atau bahan lain sedangkan Ayam jago adalah ayam jantan dengan jambul lebih besar membedakannya dari ayam betina.
Jantan kata-kata namun dalam makna yang menggunakan mangkuk ayam sebagai berbagai rasa prinsip yang dimiliki oleh Mr. Axel. Berbagai rasa dan suasana yang dirasakan prinsip pada seseorang saat makanan diungkapkan kebijaksanaan (wisdom) ke dalam kehidupan sebagai berikut:
1. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Kekuasaan (Power)
Mangkuk ayam jago memiliki filosofi kekuasaan karena kekuasaan alat bukan tujuan. Analogi sederhana mangkuk sebagai alat makan ditaruh hidangan untuk menghilangkan lapar dan kelaparan.
Begitu juga kekuasaan, Kekuasaan adalah alat menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Dengan demikian program mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik dengan meningkatkan infrastruktur pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture infrastructure)dan akses mudah di pasar. Kekuasaan adalah sarana untuk mencapai keamanan pangan dan perbaikan nutrisi di Indonesia.
2. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Kemakmuran (Prosperity)
Mangkuk ayam jago memiliki filosofi kemakmuran karena ayam jago selalu bangun pada saat pagi hari dengan disiplin. Reputasi ayam jago sangat baik dengan suara yang merdu dan menggelegar membangunankan Abdurrofi dan orang-orang di pagi hari. Siapa pun mulai tanggung jawab mencari nafkah halal sejak pagi hari sehingga dividen yang didapatkan dan kenaikan ekuitas selama suatu periode tetap relevan.
Selanjutnya, berdasarkan disiplin sehingga sumber rezeki (source of sustenance) tersebut dinyatakan bahwa pengukuran kemakmuran. Dengan demikian, Perubahan peraturan (regulatory changes) dari bangun siang menjadi bangun pagi seperti Ayam Jago yang disiplin. Tentunya, dividen yang didapatkan tidak sedikit bagi mereka yang disiplin dan rajin.
3. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Poligami (Polygamy)
Mangkuk ayam jago memiliki filosofi poligami karena ayam jago memiliki betina lebih dari satu. Artinya Pria harus memiliki banyak istri sehingga banyak anak dan banyak mencari rejeki. Garis keturunan dalam poligami dengan keturunan langsung atau pertalian darah dari beberapa wanita terbaik.
Kelebihan istri lebih dari satu mempercepat memiliki anak banyak anak selama suatu periode tetap relevan. Ketika Pria mapan dan memperbanyak pengeluaran uang pada kebutuhan anak sebagai investasi. Ternyata selain menyenangkan banyak istri, bermain dengan banyak anak membantu kolaborasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di rumah.
Dengan demikian, pencarian istri, pernikahan, penjadwalan malam, sampai rencana kelahiran, memberi identitas nama berwibawa dan panggilan lucu, hingga pendidikan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diperhitungkan dalam organisasi keluarga.
4. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Tidak Terbatas (Unlimited)
Mangkuk ayam jago memiliki filosofi tidak terbatas karena bentuk mangkuk lingkaran sebagai sesuatu tidak terputus. Lingkaran dalam bentuk tidak terlihat awal atau akhir. Sesuatu yang sempurna dalam kehidupan bersifat abadi karena Tuhan sebagai Pemilik lingkaran kebaikan tidak pernah tidur dan Dia akan membalas setiap usaha yang akan kita lakukan.
Lingkaran dapat mewakili kekekalan dalam kehidupan dinamis karena keseluruhan dari kehidupan bisa positif atau negatif. Lingkaran positif sebagai lingkaran kebaikan sedangkan lingkaran negatif sebagai lingkaran setan. Dengan demikian karakter positif membentuk lingkaran kebaikan dan jauhi karakter negatif di lingkaran setan.
5. Filosofi Mangkuk Ayam Jago Sebagai Kejantanan (Masculinity)
Mangkuk ayam jago memiliki filosofi kejantanan karena reputasi ayam jago petarung (fighter). Maskulinitas dalam mangkuk ayam jago mewakili tiga unsur sifat pria sebagai berikut pertama keberanian, kedua kemandirian dan ketiga ketegasan. Dalam bahasa inggris "cock" adalah ayam jantan, tetapi juga palu pada pistol yang Anda sesuaikan sehingga Anda dapat menembakkannya.
Anda mungkin mendengar kata "cock" yang berarti "penis".Penis merupakan tanda kejantanan pria yang disimbolkan dengan ayam jago. Apakah penis adalah otot atau non-otot? penis sebenarnya bukan otot tapi organ. Itu sebagian besar terbuat dari jaringan seperti bunga karang yang terisi darah ketika seseorang ereksi. Demikian sebaiknya pria memiliki karakter atau kepribadian, perilaku peranan, okupasi, penampakan fisik, ataupun orientasi seksual seperti ayam jago yang jantan (masculine).
Baca konten lucu dan menarik dengan Judul “Maaf Pak Jokowi, Bantuan Sosial untuk Artis Ada? Tentu Tidak” dengan (klik di sini)
Nah, bagaimana? Menarik bukan? Mangkuk ayam jago yang merupakan filosofi kehidupan (philosophy of life). Selain itu, mangkuk bergambar ayam jago menjadi ciri khas bagi masyarakat Indonesia. Filosofi ini menjadi khazanah prinsip kehidupan aktif kembali (re-active) setiap kamu membeli bakso, mie ayam, soto dan bubur ayam. Kendati diubah menjadi lebih falsafah mendalam, Abdurrofi tetap kentara aroma keislamannya.
Demikian 5 Filosofi mangkuk ayam jago dibuat Abdurrofi karena mangkuk bergambar ayam jago dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2020 Mangkuk ayam jago memiliki harga 1 U$D atau setara Rp 14.ooo sampai dengan Rp 16.000 setara dengan menghasilkan kebijaksanaan (wisdom) setiap makan. Abdurrofi juga mengucapakan selamat berpuasa sunnah kamis bagi umat islam yang melaksanakan, salam excellent.
Kamis, 16 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H