Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Waspada Agenda Penggulingan Pemerintahan di Tengah Badai Resesi

18 Agustus 2020   15:39 Diperbarui: 18 Agustus 2020   23:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Washington DC,- Adanya agenda penggulingan pemerintahan jokowi karena ketidakstabilan politik dipicu oleh krisis sosial. Krisis sosial menjadi permasalahan dahsyat dimana agenda  kerusuhan dengan konsep sama melalui percikan-percikan kecil diujung papua sampai diujung Aceh. 

Pusatnya jantung politik di Ibu Kota Jakarta. Kerusuhan sosial karena faktor ekonomi, faktor covid 19 sampai upaya delegetimasi publik untuk melakukan penggulingan pemerintahan  mengingat kondisi di lapangan sangat sulit.

Dampal flu wuhan atau imbas Virus Corona yang dirasakan masyarakat, terutama di sektor ekonomi. Seperti diketahui imbas Corona ke sektor ekonomi telah membuat jutaan orang kena PHK maupun dirumahkan, termasuk tanpa digaji ataupun dipotong separuh. Ketidakstabilan politik dan krisis sosial  persis seperti  kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei-15 Mei 1998 yang ditujukan terhadap etnis Cina yang berujung pada lemah legitimasi presiden Indonesia.

Pemerintah harus mengawasi perkembangan kondisi keuangan dan psikologis massa agar di lapangan seiring imbas Virus Corona yang dirasakan masyarakat,namun di sektor ekonomi tetap mengalami pertumbuhan.

Diketahui imbas Corona menjadi alasan untuk produktif sektor ekonomi telah merubah jutaan orang kena PHK maupun dirumahkan, termasuk tanpa digaji ataupun dipotong separuh menjadi motor penggerak perekonomian nasional.  Dalam kondisi demikian,   tidak akan muncul  aksi penjarahan, aksi kerusuhan tapi orang-orang juga ke rumah orang orang yang dianggap miskin dapat membantu. 

Semakin mudah memenuhi kebutuhan hidup dan bertindak rasional. Para pekerja harian dan kelompok masyarakat yang bekerja serabutan bisa tetap bekerja sebagai golongan yang paling terdampak mencegah aksi penjarahan dan kerusuhan.

Kehadirannya informasi virus corona harus dihentikan media namun kehadiran "virus produktivitas UMKM" harus disebarkan karena informasi mengenai hal-hal produktif  dirumah, karena semua orang belum mengetahui, yang dianggapsangat penting, atau informasi yang sebenarnya  dibutuhkan masyarakat.

Informasi proporsional bisa berubah menjadi besar pada etos kerja, diketahui banyak orang penting, dan dibutuhkan masyarakat karena masyarakat bisa beradaptasi dengan new normal. Namu proses adaptaasi cukup lama sehingga selama adaptasi harus sabar dan menemukan formula bisnis baru. Kepastian kehidupan sejahtera karena masyarakat bukan hanya objek ekonomi tapi subjek perekonomian nasional

Penjelasan-penjelasan detail dan rasional dari sebuah narasi yang diciptakan produsen informasi harus berorientasi pada peluang ekonomi ditengah virus corona. Artinya, Masyarakat bisa tetap produktif dengan protokol kesehatan terjaga.

Dengan demikian, media semestinya tidak turut serta menimbulkan sindrom propaganda berlebihan. Media massa harus mampu menetralisir keadaan agar masyarakat menghadapi situasi untuk keuntungan berlipat dalam iklim usaha new normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun