Bukti tentatif untuk proses ini berasal dari kedua Jenderal yang memang bermasalah harus diadili untuk mendapatkan ada petunjuk bahwa gagasan tentang  kudeta topikal.
Tindakan Jendral Myanmar hendak mengambil alih kekuasaan Myanmar dengan penyalahgunaan Jabatan militer sedangkan Jendral Indonesia yang hendak mengambil alih Partai Demokrat merupakan penyalahgunaan kekuasaan dengan cara mencatut nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Jendral Indonesia  mengatakan jika dirinya kerap didatangi tamu, termasuk beberapa kader partai Demokrat. Para tamunya itu menyampaikan terkait kondisi internal Partai Demokrat. Sedangkan Jendral Myanmar menculik Aung San Suu Kyi dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Dengan demikian menunjukkan seorang jenderal yang tidak punya batas dengan siapapun untuk melakukan kudeta topikal. Kalau Jenderal itu jadi mudah mengambil alih kekuasaan tanpa tidak keberatan secara illegal dengan ilmu kudeta. Myanmar punya Jenderal Min Aung Hlaing sedangkan Indonesia mempunyai Jenderal Moeldoko.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI