Anies dan Ahmad adalah Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta berakhir hingga tahun 2022. Namun tahun 2022 menjadi penentu mereka apakah berpisah menjadi lawan politik atau tetap menjadi kawan.
Tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat manakala kubu penolak Anies dan pendukung Anies Pigub DKI Jakarta 2022 Â yang mendasarkan alasannya pada subjektif dan objektif sehingga nama Ahmad muncul.
Jika mereka berpisah kemungkinan besar Ahmad menjadi calon Gubernur DKI Jakarta dengan wakilnya Risma. Ini menampankan siapa berpasangan dengan siapa menjadi duet maut yang akan menjadi orang nomor 1 dan 2 di ibukota Indonesia ini.
Risma masih harus menjadi wakil Ahmad karena ia kurang begitu diminati warga Jakarta. Risma harus pandai menampan agar terlilit utang karena biaya Pilgub DKI Jakarta sangat mahal dibandingkan pilwakot Surabaya.
Tri Rismaharini dan Susi Pudjiastuti sudah dikeluarkan dalam pusaran pemberitaan nasional. Pembagian wakil gubernur dari kalangan wanita sepertinya sedang direncanakan untuk Pilgub DKI Jakarta.
Abu Janda adalah landasan bagi Susi Pudjiastuti untuk namanya terbang sedangkan blusukan Tri Rismaharini adalah landasan pengenalan eskalasi besar untuk meningkatkan elektabilitas Ahmad diusung Gerindra dan PDIP.
Bagi Anda yang mengerti sesudah melihat dengan menyaksikan, mengalami, dan sebagainya bahwa banyak yang mengangkat nama dua perempuan ini namun beberapa menit kemudian Ahmad pasti ada landasan untuk tampil di publik perkara mesin waktu.
Meskipun Anies lebih banyak prestasi daripada Ahmad namun strategi yang dimainkan Ahmad mungkin bisa menjadi Gubernur Jakarta selanjutnya. Anda kenal akan mengenalnya untuk maju ke calon Gubernur.
Posisi Ahmad tawar lebih tinggi dibandingkan Risma sehingga ini menjadi pertimbangan banyak pihak agar Risma mendukung Ahmad menjadi calon Gubernur dan ia menjadi wakilnya.
Jadi secara teori tindakan Ahmad  yang berujung sikap kekuasaan ini merupakan hasil dari sebab-sebab yang sudah terbentuk sejak lama. Pembaca bisa dilihat dari teori politik empiris.
Ini menguatkan mengenai generalisasi-generalisasi yang terdiri dari hubungan antar konsep yang memiliki hubungan sebab akibat ataupun hubungan antar konsep non kausalitas yang tujuannya untuk menjelaskan fenomena-fenomena politik.
Masyarakat Jakarta dihadapkan pilihan politik dalam proses pembentukan karakter dari individu sejak tahun 2021 dan kemudian melekat secara alamiah di bawah alam sadarnya memilih orang layak menurut paradigma Jakarta hingga akhir 2022.
Kemungkinan dan kebutuhan yang ditimbulkan situasi politik yang tertentu menentukan antara Anies dan Ahmad bersatu atau berpisah dalam pertandingan demokrasi. Saya lebih suka teori yang mempunyai dasar moril dan menentukan norma-norma politik antara Anies dan Ahmad.
Pemetaan Kursi DPRD Pendukung Anies dan Ahmad
- PDIP : 25 kursi dukung Ahmad Risma
- Gerindra : 19 kursi dukung Ahmad Risma
- PKS 16 kursi dukung Anies
- Demokrat : 10 kursi dukung  Anies AHY
- PAN : 9 kursi Anies
- PSI : 8 kursi Ahmad Risma
- NasDem : 7 kursi dukung Anies Susi
- Golkar : 6 kursi dukung Anies
- PKB : 5 kursi dukung Anies
- PPP : 1 kursi dukung Anies
Melihat Gerindra dan PDIP lebih condong ke Ahmad dibandingkan Anies sehingga kemungkinan maju menjadi calon Gubernur lebih kuat. Selain itu, Anies dilirik oleh partai lainnya.
Partai politik lain banyak menilai politik Anies Baswedan boleh dinamakan valuitonal (mengandung nilai). Banyak akademisi diundang menguliti dan membongkar seluk beluk Anies menggambarkan dan membahas norma-norma atau nilai Anies relevan di Jakarta.
Antara Ahmad dan Anies mungkin berpisah lebih tinggi dari pandangan yang sudah lazim diterima pada masa ini untuk merealisasikan norma-norma itu dalam program politik mereka masing-masing untuk Pilgub DKI Jakarta 2022.Â
Teori politik semacam ini sebagai suatu langkah lanjutan dari filsafat politik dalam arti bahwa Anies langsung menerapkan teori politik sistematis setelah Gerindra tak lagi jadi oposisi. Begitu juga Ahmad yang mengaku masih bagian dari kekuasaan partainya Prabowo.
Dengan demikian hasil menakar Anies Dan Ahmad Dalam Lawan Atau Kawan dalam Pilgub Jakarta 2022 adalah lawan melihat Prabowo menjauhi opisisi dan Ahmad semakin mendekati Prabowo. Jika Anies kalah Pilgub DKI Jakarta, Prabowo calon terkuat Presiden RI.
Jadi, mari kita saksikan ketatnya pertarungan politik terkait pembahasan pendukung Anies dan non-Anies yang diambil alih Ahmad. Gesekan antara partai pendukung pemerintah dan partai tidak pendukung pemerintah untuk menentukan apakah Ahmad masuk bursa calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2022.
Terima kasih dan salam  Excellent
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H