Jadi secara teori tindakan Ahmad  yang berujung sikap kekuasaan ini merupakan hasil dari sebab-sebab yang sudah terbentuk sejak lama. Pembaca bisa dilihat dari teori politik empiris.
Ini menguatkan mengenai generalisasi-generalisasi yang terdiri dari hubungan antar konsep yang memiliki hubungan sebab akibat ataupun hubungan antar konsep non kausalitas yang tujuannya untuk menjelaskan fenomena-fenomena politik.
Masyarakat Jakarta dihadapkan pilihan politik dalam proses pembentukan karakter dari individu sejak tahun 2021 dan kemudian melekat secara alamiah di bawah alam sadarnya memilih orang layak menurut paradigma Jakarta hingga akhir 2022.
Kemungkinan dan kebutuhan yang ditimbulkan situasi politik yang tertentu menentukan antara Anies dan Ahmad bersatu atau berpisah dalam pertandingan demokrasi. Saya lebih suka teori yang mempunyai dasar moril dan menentukan norma-norma politik antara Anies dan Ahmad.
Pemetaan Kursi DPRD Pendukung Anies dan Ahmad
- PDIP : 25 kursi dukung Ahmad Risma
- Gerindra : 19 kursi dukung Ahmad Risma
- PKS 16 kursi dukung Anies
- Demokrat : 10 kursi dukung  Anies AHY
- PAN : 9 kursi Anies
- PSI : 8 kursi Ahmad Risma
- NasDem : 7 kursi dukung Anies Susi
- Golkar : 6 kursi dukung Anies
- PKB : 5 kursi dukung Anies
- PPP : 1 kursi dukung Anies
Melihat Gerindra dan PDIP lebih condong ke Ahmad dibandingkan Anies sehingga kemungkinan maju menjadi calon Gubernur lebih kuat. Selain itu, Anies dilirik oleh partai lainnya.
Partai politik lain banyak menilai politik Anies Baswedan boleh dinamakan valuitonal (mengandung nilai). Banyak akademisi diundang menguliti dan membongkar seluk beluk Anies menggambarkan dan membahas norma-norma atau nilai Anies relevan di Jakarta.
Antara Ahmad dan Anies mungkin berpisah lebih tinggi dari pandangan yang sudah lazim diterima pada masa ini untuk merealisasikan norma-norma itu dalam program politik mereka masing-masing untuk Pilgub DKI Jakarta 2022.Â
Teori politik semacam ini sebagai suatu langkah lanjutan dari filsafat politik dalam arti bahwa Anies langsung menerapkan teori politik sistematis setelah Gerindra tak lagi jadi oposisi. Begitu juga Ahmad yang mengaku masih bagian dari kekuasaan partainya Prabowo.
Dengan demikian hasil menakar Anies Dan Ahmad Dalam Lawan Atau Kawan dalam Pilgub Jakarta 2022 adalah lawan melihat Prabowo menjauhi opisisi dan Ahmad semakin mendekati Prabowo. Jika Anies kalah Pilgub DKI Jakarta, Prabowo calon terkuat Presiden RI.
Jadi, mari kita saksikan ketatnya pertarungan politik terkait pembahasan pendukung Anies dan non-Anies yang diambil alih Ahmad. Gesekan antara partai pendukung pemerintah dan partai tidak pendukung pemerintah untuk menentukan apakah Ahmad masuk bursa calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2022.
Terima kasih dan salam  Excellent