Menurut mas bambang ia optimis membuka usaha pertanian bagi beberapa orang desanya juga, bekerja di bisnis pertanian tidaklah terlihat 'mentereng' tapi uang juga banyak seperti di Ibukota Jakarta.
Berbeda dengan Jakarta, Tegal sendiri dikenal sebagai daerah agraris memproduksi berbagai macam komoditas hasil pertanian. Berhektar-hektar lahan entah di dataran tinggi atau dataran rendah, banyak yang dikelola di bidang pertanian tidak terdampak covid-19.
Bahkan banyak yang menilai kalau pertanian adalah sebuah pekerjaan yang identik dengan orang-orang di kawasan pedesaan bisa membeli truk dan mobil pick up untuk memasok rantai makanan ke wartegnya di Jakarta.
Mas bambang yang sukses sebagai pengusaha warteg tidak kaget yang justru perantau tidak dianggap lebih keren karena mereka tidak memiliki aset mobil truk, tanah, dan lain-lainya.
Perantau Jawa yang cerdas lebih takut miskin daripada takut covid-19. Rasa takut perantau menjadi  suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti ancaman ekonomi selama kebijakan PSBB sehingga pulang kampung.
Pilihan perantau Jawa kembali ke tempat asalnya karena alasan sosial-ekonomi. KPU mencatat semua saran dan  ajarkan protokol kesehatan secara nasional, partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2020 yaitu 76,13  persen lebih atau menurun hampir 5 persen jika dibandingkan pada Pemilu 2019.Â
Maka, Prediksi Pilgub DKI Jakarta 2022 akan menurun juga karena covid-19 dan mobilisasi perantau Jawa tidak ada sama sekali dalam kampanye solidaritas Jawa untuk mendukung Risma pasca insiden kerumunan Petamburan.
Selain itu alasan politik selama pandemi urusan rumah tangga orang lain menjadi tidak penting padahal itu membuat pemberitaan Anies melonjak. Orang Jawa yang di media sosial menyerang Anies Baswedan dengan banjir berkurang. Mereka kapok diserang balik masyarakat Betawi.
"Ni gw orang betawi shohibul baitnya Jakarta gw bilangan ama eluh yang baru engeh ama Jakarta. Jakarta mah emang kampong aer. ada Rawa Sari, Rawa Bunga, Rawa Bokor, ame rawa rawa laennya dah." Ucap Edy dari warga Betawi dikutip dari teropong senayan.com .
Masyarakat Jakarta menilai banyak orang luar provinsi Jakarta dengki karena Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadikan banjir sebagai panggung politik untuk menaikkan elektabilitas dengan  memulai langkah-langkah mengatasi banjir.
"Yang namanya rawa emang tempat aer. sekarang ditempatin orang.....ya kalo banjir jangan ngeluh. Tempat aer ditempatin. Dari jaman kumpeni Jakarta udah langganan banjir. Bukan soal banjir, emang atilu tuh dengki ama gubernurnya." Ucap Edy dari warga Betawi